Wednesday, September 4, 2013

Kurikulum 2013 dan Penilaian Hasil Belajar

Sebelumnya minta maaf jika kawan yang datang berkunjung ke sini berharap mendapat info tentang definisi Penilaian Hasil Belajar maupun Kurikulum 2013. Saya tak hendak membahasnya secara teoritis. Maaf ya, soalnya ini blog pribadi #justifikasi malas menulis dengan gaya formal.

Teman, jika ditanya apa ruh sebuah sekolah? Sebagian besar sepertinya akan menjawab kurikulum. pertanyaan lain adalah, apa yang menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan di lembaga pendidikan, jawabannya mungkin Hasil Belajar. Pertanyaan ketiga, apakah alat yang digunakan dalam Penilaian Hasil Belajar valid, teruji, terukur? Ya...standar yang muncul membuat saya sempat gamang. Apakah saya bersama tim kecil di Sekolah Alam Jingga telah memberikan yang terbaik bagi para siswa? Mungkin kegamangan itu muncul karena bermacam standar yang kami pahami sebagai bentuk ideal pendidikan. Ya, pemahaman 'orde lama', bahwa anak yang berhasil adalah mereka yang mudah mencerap pelajaran, memiliki skor tinggi dalam ujian, memiliki cita-cita tinggi dan ambisius mendapatkannya, tekun membaca buku, senang berkompetisi, dan menguasai beberapa bahasa asing.

Ngeri. Apalagi pemahaman kami yang tak seberapa tentang penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas itu kini dihadapkan pada perubahan Kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013. Isu sana sini sempat membuat panik.

Seiring usaha kami untuk tetap "tabah" *hadeuhhh... jalan yang kami pijak mulai memperlihatkan wujudnya. So, yang kami lakukan saat ini adalah;
1. Melengkapi standar yang perlu dimiliki oleh lembaga pendidikan secara administratif. Ini penting untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan, seperti jaringan tema, silabus, rpp, bahkan prota dan promes serta kalender pendidikan.
2. Tetap memeilihara tujuan awal mendirikan Sekolah Alam, yaitu menjadikan alam sebagai bagian tak terpisahkan dalam proses belajar karena ianya akan mengembalikan fitrah tujuan penciptaan manusia, yaitu sebagai Khalifah fil Ardh.
3. Tetap konsisten pada ukuran keberhasilan belajar, yaitu perbaikan kualitas secara individual. Tak ada pembandingan dengan anak lain, tak ada pengistimewaan. Semua anak spesial, semuanya hebat dan pintar.
4. Selalu menyiapkan diri untuk mampu beradaptasi dan meningkatan kualitas diri sebagai pengajar.
5. Membuka ruang sebesar-besarnya untuk mengapresiasi keberhasilan dan merevisi kesalahan sebagai manusia yang terus berproses.
6. Struggle bersama tim. Semua yang diawali dengan kebaikan, dikerjakan dari hati bersama orang-orang baik yang kita cintai pasti akan menjadi mahakarya.

Berikut ini surat saya untuk para orang tua di Jingga dan di mana pun berada:
Ayah, Bunda... sesungguhnyalah prestasi itu adalah masa ketika Ananda memahami hakikat hidup dengan benaknya yang sederhana
menjalankan solat dengan kesadaran
mau dan mampu mengantri
tak sungkan meminta maaf ketika bersalah
berinisiatif melakukan perbuatan positif
menggunakan tutur bahasa yang baik juga sopan
memilih melakukan perbuatan jujur ketika peluang berkelit itu terbuka lebar
dan terpenting... berangkat sekolah dengan bahagia
dengan begitu, mereka tak segan berkutat dengan matematika, bahasa, ips, ipa, dan pelajaran yang diujiankan karena mereka paham:
Belajar sejatinya memperoleh pengetahuan yang dengannya mengubah keadaan dari tau menjadi tak tau, dari bisa jadi biasa, dan dari biasa menjadi perubah.

Dzaki and Ghifar our Special Kids
Berbaikan, ya...
Ayash Menangkap Kadal.
Selain kadal seperti ini, anak-anak mulai akrab dengan Yuyu, Soang, dan beberapa hewan lainnya.
Asyik berdiskusi dengan topik 'khas kanak-kanak'.
Kakak SD 5 (Najwa dan Ayash) belajar ditemani guru baru, Pak Khusaini.

Belum sarapan? Buka bekalmu. Nikmati bersama kawan-kawan. Sudah sarapan? Yuk, main puzle dulu.
Maka, ketika ditanyakan kurikulum apa yang digunakan tentu saja Jingga pakai kurikulum yang "sedang direstui" saat iniyaitu 2013. Ukuran keberhasilan belajar kami adalah adanya perbaikan kualitas pribadi pada diri anak dan fasilitator. Ya, kami belajar bersama ^_^
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...