Wednesday, November 20, 2013

Hiduplah, Nak

Karena air yang tak lagi bersih, udara yang tercemari, makanan beracun, agama yang tak lagi murni, komersialisasi segala bidang, penyelewengan yang besar dan kecil, kejahatan terselubung, kejahatan terang-terangan, juga intrik politik penyembah setan... aku takut dunia ini tak  layak untuk kehadiranmu, Nak.

Dalam segala yang ada padamu, kaulah duniaku kini. Amankah kau menjalani hari-harimu nanti? Karena suatu saat ku tak lagi bisa melindungi. Mampukah kau menjadi orang baik dan mencapai mimpi-mimpimu? Karena suatu saat marabahaya bisa menghabisi nyawamu.

Tapi Tuhan kita sama dengan Tuhannya ia yang tak mati ditelan paus. Sama dengan ia yang tak mati dilalap api. Sama dengan ia yang tak hanyut berjalan di dasar laut. Maka ku tahu kau akan selamat karena Ia Maha Adil dan Maha Melindungi.

Juga karena telah sempurnanya tata aturan hidup melalui utusanNya yang terakhir. Tinggal lagi kau ikuti ia sebaik-baiknya. Maka ku tahu kau akan selamat karena Ia Maha Mengetahui dan Maha Melindungi.
Yang bisa kulakukan kini, kukenalkan kau dengan orang-orang baik. Aku dan mereka berkumpul menyiapkan masyarakat baru. Di sana kami belajar sepanjang waktu, mencoba menerapkan semua kebaikan, mendisiplinkan diri pada ketaatan, mengoptimalkan potensi baik, mencegah berkembangnya potensi buruk. Di sana tak jarang kami salah, tersalah. Tapi bangkit, perbaiki lagi, coba lagi, dan yakin pada tujuan adalah sumber kekuatan kami bertahan.



Yang bisa kulakukan kini, kukenalkan kau dengan komunitas yang kelak kau akan bertumbuh di sana. Kelak kau akan mengidentifikasikan diri sebagai anggota komunitas itu. Kelak kau akan mengembangkan komunitas sejenis. Kelak kau dan teman-temanmu akan menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih layak untuk ditempati.
Komunitas itu berisi orang baik yang selalu berusaha mendekatkanmu pada kebaikan. Mereka akan selalu menerimamu apa adanya, menginspirasimu, memfasilitasi pencapaian mimpi-mimpimu, bergerak dalam rotasi yang sinergis, dan bertautan hati sehingga terbangun dalam dirimu otomatisasi yang menularkan kebaikan. Pada siapa saja, di mana saja, sampai kapan pun. Indah, kan?

Komunitas itu berisi orang baik yang selalu berbahagia atas keberhasilanmu, turut larut dalam doamu, menemukanmu bahkan dalam radius yang tak pernah terdeteksi teknologi. Luar biasa, kan?

Komunitas itu berisi orang baik yang membaca tulisan ini. Mereka adalah satuan terkecil dari masyarakat perubahan. Maka, kau tenang saja Anakku. Kami orangtuamu telah memilih di komunitas mana kau akan hidup dan Tuhan tak pernah mati. Ia dan hamba-Nya yang saleh akan menjadi media berkembangmu. Kau akan bertahan dan menjadi bagian dari tapak juang mereka yang akan mengubah peradaban.

dan dikatakanNya, kaulah akhiratku
maka hiduplah di dunia ini, Nak.
PS: saudaraku, terima kasih sudah menjadi bagian dari komunitas itu.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...