Thursday, November 5, 2015

Pembentukan Karakter -Petualangan Ke Negeri yang Jauh- (Sesi II)

Di tulisan sebelumnya saya sempat share

Tangguh. Kita harus mampu tangguh untuk survive. Bertahan adalah keterampilan yang harus dipelajari dan dimiliki dalam tiap tahapan perjalanan dalam Edutrip. Kita harus mengalahkan rasa takut, berusaha kuat untuk memegang prinsip, dan bersikap bijak dalam menyelesaikan masalah yang mungkin muncul selama perjalanan. Hanya mencari yang Halal  Makan apa adanya yang penting halal :D 
Roti dari Thailand dan daging bawaan dari Tanah Air.
Bersatu dalam satu suapan di Bangkok  :D
Mie Instant...bagaimanapun Ind**** tetap tak terganti :p
Beras yang ternyata wangi melati. Serasa makan kembang? 
Sarden kecil. 2 Kaleng buat 3 kali makan dua orang. Not bad
Di bagian ini benar-benar ketahanan tubuh diuji. Alhamdulillah malam pertama langsung ditunjukkin Pee Kung 7eleven dekat apartemennya. Belilah kami roti tawar, mie instant, dan sosis plus air mineral. Semua yang berlogo halal. Di 7eleven ada microwavenya. Si sosis dipanaskan hanya dengan menggunting bagian atas dan dikasihlah chopstick 2 buah. Jadi...malam pertama, Beberapa menit setelah tiba di kawasan tempat tinggal Pee Kung, kami berhasil mendapatkan makan malam halal! Yeayyyy... (gaduh :p)
Selebihnya, kami beli beras di mall terdekat juga ikan sarden kalengan. Ditemani sambal terasi bekal dalam negri dan suplemen alami HPAI jadilah hari-hari kami tetap berenergi. Alhamdulillah...

Hari-hari terus bergulir. Model pertahanan diri ini tetap kami lakukan demi menjaga agar Allah selalu ridha. Sungguh, melihat dan mencium bau masakan yang tak biasa (dan tak halal) cukup menjadikan perjalanan ini lebih berat dari seharusnya :p Perut seperti diaduk. Saya sempat menahan muntah beberapa kali sampai air mata bercucuran (terlebaykan tapi jujur. hahahha...)

Mandiri. Tak ada yang melayani malahan harus melayani. Sebelum mampu melayani orang lain, semua individu dalam edutrip harus mampu memanage keperluan pribadinya dengan baik tanpa melukai hak saudaranya.

Tanpa kemandirian, perjalanan tak akan efektif.
Keterampilan ini memang perlu dipelajari. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang paling egosentris. Potensi ini bisa jadi positif atau berkembang negatif sesuai dengan bentuk respon dan stmulasinya. Sebagai contoh, anak-anak mengikuti perjalanan dengan jadwal yang telah ditetapkan. Guna menjalankan kegiatan sesuai dengan target maka mereka berusaha mengatur dirinya dengan baik sebagai bentuk kemandirian. Pada sesi Edutrip Malaysia

Empati. Sesi-sesi perenungan dan pengambilan hikmah perjalanan diarahkan pada pembentukan karakter yang mampu merasakan apa yang orang lain rasakan.
Tetap terjaga untuk memberikan kursi pada OKU (Orang Kurang Upaya)
Masih di Bus Go KL, Bus gratis di KL. 
Bentuk empati yang lain, kami para backpacker muda (muda nih ye...) menjadi terlatih memberikan kursi bus atau kereta kepada warga dengan disabilitas atau yang disebut OKU oleh warga Malaysia. Sebagian besar penumpang memiliki kesadran ini. Walau pun ada bangku kosong, ketika mereka merasa baik, sehat, dan kuat...maka kursi khuusus untuk OKU ini akan tetap dikosongkan. Melihat ini, kami menjadi terlatih untuk memberikan kesempatan pada orang tua, ibu hamil, maupun anak kecil intuk mendapatkan kursi prioritas.

Itsar. Tingkat tertinggi dari ukhuwah akan teruji, terlatih, dan terasah dalam sesi perjalanan. Egoisme akan terdeteksi dan luntur secara alami karena kelekatan hubungan akan terjalin dengan sendirinya. Perlahan namun pasti, mereka mulai mendahulukan kepentingan sahabat seperjalanan. Rupanya itsar ini berkaitan dengan kecakapan individu sebelumnya, yaitu empati.

Mendapat tugas masak dan membiarkan kelompok lain makan terlebih dahulu.
Konon, seorang pemimpin harus merasakan lapar lebih dahulu dibanding anggota pasukannya namun harus kenyang belakangan. Tak mudah apalagi bagi anak usia 10-14 tahun menerapkan hal ini. Dalam edutrip, mereka akan belajar langsung tanpa teori mengenai pesan kebajikan yang dicontohkan Rasulullah. Contohnya, ketika salah satu kelompok menjalankan tugasnya utnuk memasak. Mereka dengan sukarela membiarkan kelompok lainnya yang bertugas membereskan dapur untuk makan lebih dahulu dibanding mereka.

Cekatan dan sigap.  Kondisi di perjalanan jauh dari nyaman. Sekali pun fasilitas yang digunakan terasa lebih baik, namun kita dituntut untuk mawas diri dan selalu ingat jadwal yang telah disusun juga target yang telah dicanangkan bersama.

Lokasi penyebrangan di Bukit Bintang, Kuala Lumpur.
Edutrip bukanlah tour, penggunaan kata trip menunjukkan bahwa 'perjalanan' menjadi inti kegiatan ini. Ke setiap destinasi, peserta harus berjalan kaki dan menggunakan transportasi umum, melebur bersama warga lokal. Di masa seperti ini mereka akan bertindak cekatan dan sigap. Terlebih pengingat untuk berhati-hati baik dalam bentuk pengumuman dalam bentuk audio maupun visual disampaikan di mana-mana.

Teliti dan cermat. Teliti dalam memperhitungkan dan cermat membaca peluang untuk memperkirakan budget perjalanan. Perkiraan biaya perjalanan dan biaya hidup harus diperhitungkan dengan cermat.


Menghitung baht demi baht untuk bertahan hidup. Ahaaay :p
Memerhitungkan bahan makanan yang halal dan lebih murah dengan kualitas yang hampir sama.
Perjalanan ke Bangkok dan Hatyai selama 5 hari kemarin sangat hemat di living cost. Kami benar-benar memerhatikan bab pengeluaran. Begitu pun dengan perjalanan ke Kuala Lumpur bersama siswa dan guru Jingga. Kami berusaha sebisa mungkin, bagaimana menyelenggarakan perjalanan sarat makna namun less budget.  Hingga perkiraan tukar uang di money changer dengan harga tukar terbaik pun kami perhitungkan.Alhamdulillah dengan kecermatan perhitungan, perjalanan dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

Bijaksana. Ada hal baik dan tentu ada hal buruk yang ditemukan selama perjalanan. Kita akan mampu memetik kebaikan dan menjadikannya sebagai bagian dari pembelajaran dan upaya mengenal lebih dekat tujuan penciptaan kita di dunia.


Menentukan arah dan tetap dalam barisan.
Sholeh. Inilah tujuan utama perjalanan. Mereka tak putus dari zikir selama berjalan. Selalu berdoa dan menyadari bahwa Allah begitu kuasa. Semakin kuat keyakinannya, semakin besar rasa syukurnya telah dijadikan sebagai seorang muslim.

Berani. Keberanian akan dengan sendirinya muncul dalam diri tiap peserta. Keberanian itu mendominasi diri sebagai mode pertahanan setiap makhluk di tempat yang asing. Mereka akan mampu mempertahankan diri dengan baik, mereka akan memompa keberanian bertanya, bicara, dan memberi saran karena perjalanan ini kita lakukan bersama. Sekali pun tersesat, peserta harus berani mengambil resiko mengubah jalur perjalanan dan mengendalikan diri.



Self Driving. Kemampuan men-drive diri untuk menemukan pintu keluar dari kesulitan yang dihadapi. Inilah yang disebut sebagai kemampuan metakognisi. Ketika kita nyasar di wilayah baru yang asing, dan sendirian, kira-kira apa yang bisa kita lakukan? Secara alami, pembelajaran yang dicontohkan oleh Rhenald kasali ini terbukti muncul dalam program yang dilakukan selama Edutrip.







Syukur. Peserta Edutrip menjadi pribadi yang akan sangat bersyukur dengan apa yang dimiliki dan menghargai rejeki yang diterima. Syukur ini muncul juga dari pembiasaan mencari sisi positif dari setiap pengalaman yang langsung mereka rasakan.

Monday, November 2, 2015

Edutrip Jingga, Satu dari 1000 Jalan menuju Ridha-Nya

~ “Di setiap kebangkitan pemudalah pilar­nya. Di setiap pemikiran pemudalah pengibar panji-panjinya.” (Hasan Al Banna)~

Pemuda. Satu generasi yang harus kita persiapkan menghadapi masa depan. Mereka adalah kumpulan individu yang harus siap menghadapi tantangan dunia (yang katanya kejam), siap mempertanggungjawabkan kiprahnya kelak di hadapan Allah SWT (al akhirat) dan mampu membaca peta kehidupan (propaganda musuh Allah membuat kondisi seolah al haq dan al bathil kian tipis makin harinya).
Menjelajah dan belajar dari kehidupan.
Pemuda. Satu generasi yang akan menjadi khalifah fil ardh. Mereka yang mengembangkan potensi diri sebagai tools yang ter-install dalam diri untuk menjalankan segala amanah yang diberikan, utamanya sebagai muslim.
Pemuda. Merekalah yang akan kami sertakan pada rangkaian kegiatan edutrip. Sebuah safar yang akan membentuk kepribadian, membuka mata dan hati tentang peta kehidupan, menjalani proses dengan mengalami putaran kehidupan di luar zona nyaman.
Tetap ceria walau delay 4 jam.
Mungkin ada yang beranggapan, bahwa perjalanan ke luar negeri akan membuat mereka kehilangan nasionalisme. Mungkin ada juga yang berpikir bahwa perjalanan tersebut akan menghambur-hamburkan uang, atau berpikiran bahwa perjalanan itu akan membuat mereka berangan-angan terlalu jauh. Bisa jadi muncul dalam pemikiran kita bahwa perjalanan tersebut adalah bagian dari masa bersenang-senang. Tak ada yang salah dengan anggapan-anggapan tersebut karena anggapan apa pun bergantung dari sudut pandang dan pengalaman masing-masing kita.
Izinkanlah kami berbagi pemikiran tentang edutrip. Kami yang masih sangat hijau sebagai Sekolah Alam, mencoba untuk menyelenggarakan pembelajaran langsung dengan mengalami petualangan yang sarat dengan pembelajaran:

1.    Pembentukan karakter.
-       TangguhKita harus mampu tangguh untuk survive. Bertahan adalah keterampilan yang harus  dipelajari dan dimiliki dalam tiap tahapan perjalanan dalam Edutrip. Kita harus mengalahkan rasa takut, berusaha kuat untuk memegang prinsip, dan bersikap bijak dalam menyelesaikan masalah yang mungkin muncul selama perjalanan.
Hanya mencari yang Halal.
Makan apa adanya yang penting halal :D
Menyiapkan makan untuk seluruh peserta.
-       MandiriTak ada yang melayani malahan harus melayani. Sebelum mampu melayani orang lain, semua individu dalam edutrip harus mampu memanage keperluan pribadinya dengan baik tanpa melukai hak saudaranya.
-       Empati. Sesi-sesi perenungan dan pengambilan hikmah perjalanan diarahkan pada pembentukan karakter yang mampu merasakan apa yang orang lain rasakan.
-       Itsar. Tingkat tertinggi dari ukhuwah akan teruji, terlatih, dan terasah dalam sesi perjalanan. Egoisme akan terdeteksi dan luntur secara alami karena kelekatan hubungan akan terjalin dengan sendirinya. Perlahan namun pasti, mereka mulai mendahulukan kepentingan sahabat seperjalanan.
-       Cekatan dan sigap.  Kondisi di perjalanan jauh dari nyaman. Sekali pun fasilitas yang digunakan terasa lebih baik, namun kita dituntut untuk mawas diri dan selalu ingat jadwal yang telah disusun juga target yang telah dicanangkan bersama.
Perkiraan biaya perjalanan dan biaya hidup
harus diperhitungkan dengan cermat
-   Teliti dan cermatTeliti dalam memperhitungkan dan cermat membaca peluang untuk memperkirakan budget perjalanan. 
-       Bijaksana. Ada hal baik dan tentu ada hal buruk yang ditemukan selama perjalanan. Kita akan mampu memetik kebaikan dan menjadikan segala pengalaman sebagai pembelajaran
-       Sholeh. Inilah tujuan utama perjalanan. Mereka tak putus dari zikir selama berjalan. Selalu berdoa dan menyadari bahwa Allah begitu kuasa. Semakin kuat keyakinannya, semakin besar rasa syukurnya telah dijadikan sebagai seorang muslim.
Tersesat entah yang keberapa kali dan hampir tak ada
yang bisa berbahasa inggris.
-    BeraniKeberanian akan dengan sendirinya muncul dalam diri tiap peserta. Keberanian itu mendominasi diri sebagai mode pertahanan setiap makhluk di tempat yang asing. Mereka akan mampu mempertahankan diri dengan baik, mereka akan memompa keberanian bertanya, bicara, dan memberi saran karena perjalanan ini kita lakukan bersama. Sekali pun tersesat, peserta harus berani mengambil resiko mengubah jalur perjalanan dan engendalikan diri.
-   Self Driving. kemampuan men-drive diri untuk menemukan pintu keluar dari kesulitan yang dihadapi. Inilah yang disebut sebagai kemampuan metakognisi. Ketika kita nyasar di wilayah baru yang asing, dan sendirian, kira-kira apa yang bisa kita lakukan.
-   Syukur. Peserta Edutrip menjadi pribadi yang akan sangat bersyukur dengan apa yang dimiliki dan menghargai rejeki yang diterima. Syukur ini muncul juga dari pembiasaan mencari sisi positif dari setiap pengalaman yang langsung mereka rasakan.

2.    Membaca kaidah Islam secara nyata.
-       Allah menciptakan berbagai bangsa untuk saling mengenal
-       Kebaikan dan kejahatan selalu memiliki pengikut.
-       Kebatilan yang terorganisir akan mengalahkan al haq yang tak terorganisir.
-       Tata aturan Allah SWT bersifat universal. Sifat Ar rahman nampak dalam sebab akibat kepada semua makhluk Allah.
-       Safar adalah bagian dari pembelajaran yang sudah dijalankan oleh Rasulullah. (tahapan selanjutnya, peserta membawa “misi perdagangan”).
Teratur dan canggih. 
Transportasi ini 
menjadi inspirasi bagi masa depan.

3.    Menjadi bagian dari solusi.
     Hadir dari keprihatinan tentang negara yang dikunjungi atau mengenai negri sendiri. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul akan menggerakan hati mereka untuk berfikir juga berbuat. Minimal memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas pribadi.
Sesi insight selalu kami lakukan setiap kembali ke penginapan atau di tempat lapang tempat peserta leluasa untuk sharing.

Itulah sekelumit hal yang bisa kami bagi pada rekan semua. Jingga, SekolahAlam yang baru belajar bertunas ini berusaha menyajikan pembelajaran terbaik bagi seluruh elemen yang terlibat di dalamnya. Alami dan renungkan. Temukan jawaban dan lakukan. Semoga apa yang telah kami lakukan menjadi penyebab bagi pembentukan kepribadian baik dan kuat. Semoga Allah SWT menjadikan program ini wasilah menuju keridhaan-Nya

Bangkok dan Hatyai -Petualangan Ke Negri yang Jauh- (Sesi I)

20-25 oktober  2015

Berikut ini sedikit akan saya share hasil pengamatan kami (saya dan Ana) di Bangkok dan Hatyai.

Sim Card Gratis
>> Don Mueang terminal kedatangan.
Kami sampai cukup malam, 8.30 kira-kira. Nah, catatan pentingnya adalah
(a) jangan sampai terlupa mengisi arrival card dengan lengkap. Termasuk alamat menginap.
(b) ada free simcard buat turis, di lorong sebelah kanan sebelum pemeriksaan imigrasi. Bila pulsa habis bisa top up di 7eleven terdekat.
(c) foodcourt di dekat parkir mobil sebelah kanan pintu keluar, terdapat counter halalan food.
(d) muslim prayer room terletak di lantai 2.
(e) gunakan hanya taxi resmi bandara yg terletak di gate 8. Kita harus antri di sini dan menambahkan 50 baht untuk surcharge. Taxi ini sesuai argo dan kebanyakan tak bisa English. Jadi siapkan alamat dalam 2 versi. English dan Thai


Tips Berkomunikasi dengan Penduduk Lokal
Perbanyaklah tersenyum dan tetap berterimakasih jika kawan bicara menolak untuk menjawab. Senyum adalah international language.
Mungkin mereka tak pandai English. Jika pun paham, mari gunakan English logat Thailand agar komunikasi lancar jaya.
Kami menemui beberapa penduduk lokal yang sangat berusaha untuk membantu menjelaskan rute. Ada yang mencarikan seseorang di sekitar mereka untuk menjawab dan ada yg menelepon seseorang yang bisa bahasa Inggris. Mereka sangat baik.

Makanan Halal
Memang agak susah kami menemukan makanan halal. Di pinggir-pinggir jalan daging babi, kodok, dan beberapa jenis serangga dijajakan di pinggir jalan. Akan tetapi, pemerintah sangat support terhadap Halal Certificate.

Kami mendapatkan informasi langsung dari wakil direktur Halal Science Centre  - Universitas Chulalongkorn, Dr. Manat. Beliau seorang muslim yang humble. Mau dengan sabar mempresentasikan pada kami berdua bahwa proses pemberian sertifikat halal tidak dapat diberikan begitu saja. Dimula dari owner perusahaan, ia harus memiliki niat dari dirinya sendiri untuk melabeli produknya dengan Halal Diamond. Setelah itu, rangkaian supervisi akan dilakukan dari pemilihan produk, proses, produksi, logistik hingga produk sampai di tangan konsumen.
Komunikasi lain yang sangat membuahkan hasil dan berkah adalah dengan saudara sebangsa. Muslim adalah kebangsaan kita.

Networking
Menemukan Saudara Seiman
Jadi, setiap ketemu muslimah berjilbab saat kami butuh bantuan, kami kejar dirinya dengan semangat 45. Alhamdulillah mereka semua banyak membantu. Bahkan sampai diantar ke tempat yang kami tuju. Alhamdulillah dengan networking kami mendapatkan banyak bantuan sejak di tanah air sampai lokasi. Terima kasih pada Dr. Winai Dahlan Direktur Halal Science Centre yang menghubungkan kami dengan Ms. Jasmine sekretarisnya, kepada Hafsah yang membantu kami menemukan kantin halal di Universitas Chulalongkorn, Mas Rizki yang memberikan saran menggunakan transportasi umum, Mba Nuniq dan Mba Junda dari PPI Thailand setelah direpotkan dengan banyak pertanyaan di whatsApp dan messenger yang juga telah menghubungkan kami dengan Atase Pendidikan KBRI Bangkok, Pak Yunardi Yusuf. Spesial kepada Pee Kung atau Ms. Kanya Suthat dari Couchsurfing.com yang meminjamkan apartemennya selama 3 hari, mengontrol keberadaan kami, dan memberikan waktunya untuk berbagi cerita. Alhamdulillah, Pee Kung sudah seperti Kakak bagi kami. Juga walau tak sempat jumpa, Bang Daud Abdul Rahman cukup banyak membantu. Beberapa kali beliau mengecek keberadaan kami. Hanya Allah yang mampu membalas kebaikan kalian semua.

It feel like home. Menemukan mereka yang peduli dan tulus di tengah negara yang sama sekali asing bagi kami.

Transportasi
Bus dan van beroperasi sejak pukul 4 pagi sampai 11 malam. Hampir di setiap halte bs kita temukan peta beserta trayek bus.
MRT dan BTS terintegrasi. Memang lebih mahal tapi setidaknya tak berkutat dengan kemacetan. Ya, di sini macet juga, tapi tertib dan karena busnya tak mengeluarkan asap hitam maka kita akan tetap nyaman. Ada bus ber AC dan berkipas angin. Kernet kebanyakan perempuan di atas 40thn dan menggunakan tempat menyimpan uang yg unik.
Pejalan kaki sangat terfasilitasi dengn trotoar yg lebar. Kira-kira 2 sampai 3 meter lebarnya. Ada beberapa spot yang mengakomodir tempat mangkal ojek. Ada juga sepeda-sepeda sewaan yang terkunci dan bisa dipakai dengan memasukan koin.
Tuk tuk juga transportasi legal namun terbatas di area tertentu.
Kita bisa juga memaki jalur transportasi lain, yaitu boat. Lebih murah dan tak macet.

Tuk Tuk
Van yang membawa kami ke Penang.
Lingkungan
Sepengamatan kami, walau sungai tak jernih, kami bisa melihat ikan-ikan patin  di dermaga Notanburri. Ikan-ikan itu sengaja dibiarkan dan tak boleh dipancing. Ikan-ikan ini dipelihara oleh para aktivis di kuil-kuil sepanjang sungai Chao Phraya.
Patin sebesar betis orang dewasa di Sungai Chao Phraya
Seperti di Malaysia, burung-burung banyak kita temui. Burung dara, gagak, dan burung gereja.
Ohya, kami menginap di apartemen Pee Kung seperti yang sudah disampaikan. Pintu balkon kami buka sedikit karena udara panas seperti di Indonesia. Alhamdulillah tetap nyaman karena tak ada nyamuk yang menggigit.
Di depan penginapan ketika di Hatyai, saya menemukan sekelompok burung gereja di depan mobil yang diparkir. Ternyata mereka sedang mematuki beras yang sengaja ditebar oleh pemilik toko samping penginapan. Hal seperti ini kami temui beberapa kali. Rupanya sudah menjadi hal yang lumrah warga kota hidup berdampingan dengan kelompok burung-burung kecil ini. Sungguh menghangatkan hati.
Burung-burung kecil yang menghangatkan hati.
Shock culture? 
Entah apa nama yang tepat. Tapi kami banyak menemui perempuan berbaju sangat minim sekali. Beberapa lainnya berdandan seperti lelaki dan menggunakan anting sebelah. Setahu saya ini identitas homosex. Bisa dilihat ada beberapa poster di Central World Mall yang  bernada dukungan terhadap LGBT.
Kampanye LGBT di Mall

Pendidikan
Penghormatan murid terhadap gurunya juga bagus. Guru sangat menyayangi dan perhatian dengan muridnya. Semua pelajar dan mahasiswa mengunakan seragam putih hitam. Identitas pada bross atau jaket almamater.

Buku
Sayang...kami tak beli buku apa pun karena jujur saja perjalanan kali ini sangaaaattt minim budget. Tapi kami coba pelajari buku secara garis besar. Ada 2 hal yang ingin kami share. Soal kebebasan berkreasi dan berbicara (yang agak kekablasan soal hubungan lawan jenis). Ada buku yang dikembangkan dengan sistem mind map yang dapat membantu kemandirian anak. Kami senang melihatnya karena bisa jadi inspirasi. Lalu kami sempatkan poto bagian dalamnya. Selain membantu penguasaan lifeskill dan kemandirian, buku ini ditujukan untuk penguasaan kosakata English.
Mungkin teman-teman pembaca dapat mengembangkan ide buku tersebut dengan materi-materi sekolahalam.
Ada buku lain yang keren. Buku ini hanya berisi gambar peristiwa yang saling menyambung. Gambarnya juga menampilkan ekspresi, sepertinya buku ini memang ditujukan untuk meningkatkan imajinasi dan kreatifitas dalam bercerita.
Buku dengan mind map
Buku tanpa paparan tulisan
Gambarnya ekspresif 
Yang saya maksud dengan kebablasan adalah bebrapa judul buku yang sudah bisa kita prediksi isinya. Terlebih gambar cover yang "begitu deh". Dua orang dewasa berbalut selimut di atas tempat tidur. Judulnya It's OK. It's Love
Pelayanan publik. Selain trotoar yg lebar, di beberapa spot kami temukan alat olahraga. Sepeda statis dll. Taman kota, free shuttle bus,  dan free boat.
Ohya...di sini pkl 9 malam jalan sudah sepi. Toko-toko sudah tutup. Kecuali sevel (7eleven). Rush hour start from 7-8 pagi dan 4-8 malam. Sepertinya serentak seperti itu. Entah ada regulasi khusus atau tidak.

Kecintaan pada Pemimpin
Warga Thailand sangat sayang pada rajanya. Poto raja dan putriya bs ditemui di mana saja. Dari bus, taxi, jalan raya, toko-toko, dan rumah-rumah. Terutama King Rama V. Beliau melakukan penyamaan strata antara yg tak berpunya dengan yang kaya. Hari ini peringatan untuk King Rama tersebut. Jadilah 23 Oktober sebagai hari libur nasional.

Cinta pemimpin.
KBRI
Kami melapor di Kedutaan RI di Ratchadewi. Maklum, ini kali pertama ke Thailand dan memang ada beberapa hal yg ingin kami tanya soal regulasi.
Mereka sangat membantu. Sebelumnya memang sdh kontak dgn atase pendidikan di sana, juga dengan kawan-kawan PPI Bangkok. Satu di antaranya sempat bertemu di Mall MBK.
Lapor Diri di KBRI Bangkok
Kekuatan Komunitas
Beberapa komunitas dalam satu wilayah membuat peta pariwisata dengan informasi dalam bentuk brosur yg dilengkapi dengan sejarah tempat-tempat tersebut, keutamaannya, mata uang thailand, kata-kata praktis untuk pembuka pembicaraan, peta, dan jenis transportasi yang bisa digunakan bahkan sampai call centre armada-armada umum.
Ada tourisme information centre di BTS Saphan Taksin di sana kita bisa dapat banyak flyer dan buku panduan wisata. Ambil sebanyak-banyaknya flyer untuk dipelajari. Di bts itu juga kita bisa menuju pelabuhan free boat ke Asiatique.
Muslim juga terhitung sebagai komunitas yang cukup diperhitungkan. Walau minoritas, kita tetap kuat. Setiap muslim di Thailand harus terdaftar di masjid terdekat. Organisasi muslim di Thailand berusaha mendata dan melindungi hak muslim di negara Gajah Putih ini. Alhamdulillah.
Ketika di Hatyai, utamanya Pasar Apung, kami sangat mudah menemukan makanan halal. Beberapa di antaranya menggunakan bahasa melayu. ya, Hatyai lebih ramah soal makanan ketimbang Bangkok :D
Penjual Makanan di Pasar Apung - Hatyai
Hunting sarapan pkl 08.00 pagi ternyata masih pagi sekali untuk warga Hatyai.
Restoran muslim masih pada tutup.
Klong Hae - Floating Market, Hatyai
Pastikan penjualnya muslim (biasanya menggunakan jilbab) dan mencatumkan logo Halal Thailand.
Tom Yam Gung di Kampung Jawa - Bangkok
Rice Soup - Mirip Bubur, Hatyai
Nantikan cerita selanjutnya ya ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...