Wednesday, April 24, 2013

Anak Istimewa di Jingga


Alhamdulillah dua hari ini Jingga dapat kunjungan dari dua anak istimewa. Yang pertama Hyperactive dan yang kedua Border Line. Secara fisik mereka tak ada perbedaan. Namun, alangkah kasihan jika mereka bergabung dalam kelas konvensional dan tidak dilibatkan dalam pembelajaran yang "manusiawi". tahapan anak seusia mereka adalah bermain. Maka metode terefektif adalah bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Apalagi dengan keistimewaan dalakm diri mereka. Manakah mungkin mereka akan berkembang secara optimal jika belajar dalam tata pendidikan yang tak "mengerti' keistimewaan mereka.

Semoga kedua anak ini (sementara, siapa tahu ada yang ndaftar lagi) bisa berkembang di Sekolah Alam Jingga sesuai dengan kecendrungan dan potensi yang melekat dalam dirinya. Berkembang seperti bunga ketimun. Eh... kok bunga ketimun ya? :p

Berikut ini saya copy paste artikel tentang anak istimewa. Yuk kita telaah bersama.

Minggu-minggu ini kami sibuk hunting sekolah lanjutan untuk Entong anakku semata wayang.

Sebelum kuceritakan lebih lanjut model sekolah gifted untuk sekolah lanjutan di Belanda ini, kuceritakan dahulu model pendekatan pendidikan anak-anak gifted SD.

Pendidikan sekolah dasar di Belanda menganut dua system, yaitu sekolah regular – dan sekolah khusus (SLB). Sekolah reguler Belanda menganut sistem pendidikan dengan pendekatan adaptif, yaitu memberikan perhatian pada keunikan setiap anak dan tawaran pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan anak. Dengan demkikian ia melayani pendidikan inklusi, yaitu menerima anak-anak special needs belajar bersama dengan anak-anak “nonmal” lainnya. Special needs yang diterima si SD reguler ini adalah: ADHD, Austime spectrum disorder, Gifted, dan Disleksia. Sekalipun ke empat bentuk special needs itu sudah ada UU nya bahwa ia boleh masuk dalam sekolah reguler, pihak sekolah juga masih menerima anak-anak Down Syndrom, cacat primer seperti tuli ( yang sudah terlatih dengan hearing aids) dan gangguan penglihatan. Juga anak-anak dengan inteligensia borderline.
Istimewanya dirimu, Nak.
Mereka yang special needs akan mendapatkan metoda pendidikan khusus dan layanan kebutuhan pembelajaran khusus. Misalnya yang disleksia akan mendapatkan remedial teaching, kompensasi waktu (lebih lama) dan fasilitas lain seperti pita rekaman saat harus membaca, reading pen, dan komputer. Bagi yang mengalami gangguan motorik halus tidak bisa menulis dengan baik, maka ia boleh menggunakan komputer. Bagi anak yang mengalami gangguan cacat primer seperti gangguan pendengaran dan penglihatan, juga diberi kemudahan fasilitas. Untuk anak-anak gifted juga dilayani giftednessnya dengan memberikan pengkayaan, percepatan, dan pendalaman.

Semua anak dalam sekolah reguler ini haruslah mempunyai inteligensia normal ke atas. Pendekatan pendidikan yang diutamakan adalah pendekatan keharmonisan tumbuh kembang. Karena itu untuk anak-anak gifted lebih diutamakan masuk ke sekolah reguler bukan sekolah khusus anak gifted. Kelak saat di sekolah lanjutan anak-anak ini akan masuk ke dalam sekolah khusus. Walaupun begitu ada tiga bentuk sekolah untuk anak-anak gifted ini di tingkatan sekolah lanjutan.

1) Model sekolah yang menempatkan anak-anak gifted bersama anak-anak lain hingga dua tahun lamanya (dg pendekatan inklusi), baru di tahun ke tiga ia dipisahkan masuk sekolah khusus (gymansium & athenium). Bentuk sekolah bersama-sama sampai dua tahun disebut brugklas (kelas jembatan).

2) Model sekolah yang langsung dari sekolah dasar masuk ke sekolah khusus gifted, disebut gymnasium dan athenium. (Gymnasium menekankan pada bahasa dan ilmu2 sosial, athenium menekankan pada sains dan matematika). Atau kombinasi keduanya.

3) Model sekolah khusus gifted Xtra. Bentuk ini adalah model baru yang tengah dikembangkan oleh pemerintah Belanda, dengan pendekatan teori multifactor dari Kurt Heller (lihat: TEORI GIFTEDNESS ) .
Artinya ada delapan bidang ketrampilan yang perlu pengolahan. Mana yang terkuat dikembangkan, mana yang lemah dibantu agar bisa juga berkembang. Karena setiap anak dianggap mempunyai keunikan individu, maka dalam satu kelas dibuka system pendidikan yang sangat berdiferensiasi dalam materi. Untuk masuk kesini ditutut anak-anak dengan kecepatan pikir, kreativitas dan ketahanan yang tinggi.
Pelajaran diberikan secara mandiri, individual, dan menggunakan pendekatan problem based learning.

Problem based learning di Belanda dikenal sebagai pendidikan dengan pendekatan projek (project onderwijs). Kepada anak-anak ini diberi tugas yang harus dipecahkan melalui riset, kepustakaan, dan melaporkannya dalam bentuk makalah. Pokok bahasan, mereka boleh memilih sendiri mana yang menjadi minatannya. Jadi disini juga ditekankan pada konsep kebebasan, kemandirian, tetapi harus bertanggung jawab akan keberhasilan tugas. Dengan begitu dituntut ketahanan kerja yang tinggi.

Secara teoritis pendekatan model seperti ini (no 3) adalah pendekatan yang paling ideal untuk seorang anak gifted yang memang selalu mendahulukan berpikir secara konsep. Ia bisa langsung menyalurkan pemikiran-pemikirannya.

Melihat kenyataan no 3, sebagai orang tua anak-anak gifted, pada awalnya banyak yang tertarik pada pendekatan seperti ini. Ideal.
Namun melihat kenyataan lagi, bahwa anak-anak gifted adalah populasi yang beragam. Keragaman bisa terjadi sebagai akibat dari banyak hal. Bisa dilihat lagi Konsep giftedness Kurt Heller.

Semakin tinggi inteligensia si anak, akan juga terjadi ketidak sinkronan perkembangan. Ada yang perfeksionisme luar biasa akibatnya menekan potensi kreativitasnya. Ada yang sangat kreatif tetapi kurang presisi karena perfeksionismenya dihantam oleh kreativitasnya. Ada yang kadang perfek kadang kreatif sehingga susah ditebak…

Ada yang terfokus pada satu masalah, masalah lain tidak digubris.

Berbagai masalah disinkronitas ini akan mewarnai bagaimana ia dapat bekerja dalam sebuah proyek problem based learning, bagaimana reaksi anak-anak ini dalam bekerja? Bisa diperkirakan. Bagaimanapun ia seorang anak gifted tetap membutuhkan bimbingan terstruktur dan kombinasi kekebasan. Menurutku kebebasan dengan menekankan pada tanggung jawab, tetapi tanpa struktur sama sekali ... ah... saya masih tidak tega. Bagaimana dengan masalah adiministrasinya? Sekalipun ada portfolio pasti repot banget...Karena setiap anak mempunyai pekerjaan yang berbeda...
http://kelas-inklusi.blogspot.com/2008/02/problem-based-learning-untuk-gifted.html

Friday, April 19, 2013

Kunjungan ke School of Universe


Membangun sebuah sekolah, mengembangkan model pendidikan, menawarkan sistem pembelajaran yang tak familiar....bukan hal mudah, Kawan. Terlebih ketika berkaca dan bertanya pada diri sendiri, "Sebenarnya, layakkah kubermimpi setinggi itu? Sudah berapa buku yang khatam dibaca? Sudah berapa pelatihan yang menjadikan diri disebut ahli? Sudah berapa lama berpengalaman dalam dunia pendidikan? Lulusa S2 mana? Sudah berapa jurnal yang diterbitkan? Karya ilmiah lain?"
Tidak satu pun jawaban dari pertanyaan itu memiliki jawaban yang memuaskan. Tapi, tahukan Teman, siapa saya? Ya, betul sekali!  Orang nekat. Hehe... Saya pada akhirnya tidak peduli dengan itu semua. Sederhana pikiran saya, "Ingin pendidikan yang manusiawi dan ramah pada anak.”  Nekat. Harus bikin sekolah.Cita-cita yang sejak putih abu-abu itu saya tanamkan dalam diri kini mulai menampakan bentuk.
Namanya juga orang nekat. Kumpul membicarakan dan mengusahakan sebuah sekolah dengan konsep Sekolah Alam tanpa terlebih dahulu “berguru” pada masternya, Bang Lendo Novo CS. Nekat karena berbekal softcopy, buku-buku inspiratif, film-film keren, diskusi bernada miris, dan beberapa komitmen besar tak tertulis bersama orang nekat lainnya.
Jadilah Sekolah Alam Jingga yang insyaallah akan menjalankan proses belajar di tahun ini. 2013/2014. Sepupunya bernama Sekolah Alam Sarang Lebah.
Sungguh beruntung saya bertemu orang-orang shaleh-shalehah yang punya cita-cita sama. Mereka orang-orang hebat yangditurunkan Allah untuk membangun mimpi di tanah harapan. Aduh...jadi romantis begini :D
Judulnya nekat, kan  ya. So, kami merunning konsep “semau gue”. Tak memiliki pakem ala Sekolah Alam Sesungguhnya;  yang penting drill. Maju. Bergerak. Bekalnya pengetahuan serba sedikit di dunia pendidikan, pentrainingan, sedikit browsing ini itu, ujicoba, tanya orang-orang, dan diskusi harian. Kami yakin Allah akan menolong. Maka, dari sebidang tanah, berdirilah beberapa bangunan dan perangkat pendukung. Berkumpulah kami dengan calon-calon guru hebat yang dikaruniakan Allah ketakwaan dan kecerdasan luar biasa serta kecintaan terhadap dunia pendidikan.
Sebenarnya sambil jalan, kami malu-malu mendekatkan diri pada praktisi Sekolah Alam dari grup JSAN (Jaringan Sekolah Alam Nusantara). Memang pada dasarnya (fitrah) manusia yang dekat pada Allah itu memiliki kelembutan hati dan ketajaman pemikiran. Maka, bukan lagi kami yang kepedean mencoba sok kenal sok dekat tapi mereka yang mendekat dengan tidak sok dan tidak  merasa terkenal.
Beberapa menyapa duluan dan menawarkan untuk melatih para guru hebat kami. Beberapa lainnya langsung merespon dengan menanyakan lokasi, jumlah murid sekarang, dan sudah mendaftar atau belum untuk acara Jambore Sekolah Alam. Wuiiih....rasanya... luar biasa senang.  Terlebih setelah mendapat reply dari SoU (School of Universe) tentang perijinan kunjungan ke sekolah legendaris itu.
Baru dapat suratnya saja, kami merasa disambut dengan hati. Luar biasa bahasanya. Langsung berbunga-bunga.
Assalamu'alaikum wr wb
Yang di barokahi Allah SWT Keluarga Besar Sekolah Alam Jingga BekasiKami mengucapkan terimakasih atas perhatianya sehingga Sekolah Alam Jingga Bekasi dapat bersilaturahim ke School of  Universe, semoga Allah SWT memuliakan saudara di Bekasi amin.Insya Allah setelah kami bermusyawarah dan melihat kalender kegiatan di School of Universe pada hari Rabu tanggal 17 April 2013 saudara dapat bersilaturahim ke Sekolah kami, atas perhatiannya kami ucapakan Terimakasih
Wassalamu'alaikum wr wb
an. School of Universe

Ade Rosyid Salim, SP
Kami akhirnya berangkat ke Parung, Bogor. Lokasi SoU ternyata agak jauh dari Bekasi. Hihihihi... delapan orang dalam 1 mobil terdiri dari tujuh orang tim sukses SD Alam Jingga dan 1 orang perwakilan Sarang Lebah. Kami disambut Pak Rosyid yang very humble person itu. Kepala sekolah SD yang memberikan support luar biasa atas kenekatan kami menyelenggarakan pendidikan berbasis alam. Sharing ini dan itu, berkeliling ke beberapa sentra kegiatan dan sedikit “narsis” di beberapa titik sebenarnya sedikit dari kenikmatan yang Allah berikan. Hal terbaik yang kami dapatkan adalah diperbolehkannya kami belajar di SoU. Seperti apa bentuknya. Sampai saat ini kami belum tahu betul bagaimana bentuk belajarnya. Yang pasti, kami merasa sangat bersyukur pada Allah.
Sekadar nasehat pada diri sendiri. Apa pun mimpi  yang kita miliki, berusahalah sekuat hati dan sekuat tenaga untuk menjalankannya. Ya, mbuh piye carane kita harus bisa mewujudkan cita-cita itu. Biar Allah yang menunjukkan dan membukakan jalan. Yang penting bergerak terus, terus bergerak. Apa saja kita lakukan. Selancar di duia maya dan meninggalkan jejak agar terdeteksi Google, menyapa orang-orang baik yang mengisnpirasi, dan meminta doa dari orang-orang yang kita cintai. Apa saja. Menghias kelas, mengkliping ide-ide pebelajaran, membersihkan lokasi sekolah, mengadakan peprcobaan, bahkan aktif di grup whatsapp merupakan bagian dari bergerak.
Begitu saja dulu. Kita siap-siap memerah  pikiran agar ide-ide cemerlang bermunculan. Yuk, berangkat. Bergegas pada hal-hal luar biasa ^_^.
Ini Jumat... bahagianya *lohlohloh...kok ngga nyambung*

Baydewey.. ini oleh-oleh kunjungan ke SoU. Lengkapnya klik di sini

Bangunan yang kokoh dan ramah belajar.

Asik menikmati belajar sambil bermain.

Bio Gas? Hasil produksi anak-anak yang dapat dijadikan pupuk cair. Keren.

Banner penyatu hati ^_^

Thursday, April 18, 2013

Mimpi Kala Terjaga


Lupakanlah keberhasilan dalam mencapai tujuan bersama ketika kita tak memiliki tim yang solid. Lupakan segala teori tentang peradaban dan nilai yang tinggi ketika harus bergerak cepat membuat skala prioritas dalam waktu yang sangat terbatas. Saat semua sudah di depan mata, hanya loyalitas dan keyakinan yang tinggi pada Sang Pencipta saja yang menjejak dalam diam.

Malam itu sepasang mata tak kunjung terpejam. Malam semakin tinggi malam itu. Sudah dipanjatkannya doa. Sudah selesai pula rakaat-rakaat panjang. Satu yang belum terjawab: mengapa semua mimpi tak kunjung jadi nyata. Padahal malam-malam panjang dilaluinya dengan doa dan air mata.

Lantas, teringat ia akan sebuah ayat di lembaran awal skripsinya yang di hardcover:

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan


Lalu mematut-matutlah dia. Diambilnya komputer lipat. Dibukanya dan dihubungkan ke internet. Layanan facebook pun menyapa. Ternyata...usahanya hanya sebatas “memasang status”.  Sebegitu panas membara statusnya. Sebegitu padat jalannya menemui Tuhan dalam kegiatan peribadatan. Ia tak lagi hiraukan jika komen negatif tentang pendekatannya dikatakan pamer. Tak peduli dia, jika di antara pengomen silang pendapat tentang status pendekatannya pada Tuhan.

Apakah ada yang berubah sejak ia terbiasa membangun pemikiran dan  ide-ide brilian itu dalam status facebook? Sama sekali tak memunculkan perubahan yang signifikan.  Pantas saja Tuhan dan Rasul-Nya serta orang beriman tidak “membantunya” menunjukkan hasil kerja kerasnya selama ini. Kerja keras? Dirinya pun membela diri, “Ya, seorang yang jenius bekerja dari leher ke atas”. Namun, batinnya mengingatkan bahwa, orang jenius tak akan bisa mengubah keadaan ketika ia sibuk memasang argumentasi. Ketika otot-ototnya tidak bekerja.Ketika syarafnya tak menemukan pemantik yang menyulut ide hebat, solusi produktif, gerakan, dan tenaga super dalam dirinya mengajak untuk selalu bergerak.
keep working; keep striving;keep believing. Thing may look the same,
but you are getting closer and closer to your dreams as long as you keep on going






Bergerak karena sejatinya gerakan itu akan mengalirkan darah. Sedangkan  aliran darah adalah kehidupan. Berhenti mengalir sama saja artinya berhenti hidup. Bergerak bersama komponen kehidupan lainnya. Merapat sejadi-jadinya. Bukan hanya pingir-pingir telapak kaki, namun hati menempel pada hati yang lain. Hingga terkadang cukup hanya dengan air wajah, seluruh kalimat bisa tumpah tanpa satu pun terucap kata bertuah.

Ya. Kembali ia mematut-matut dirinya. Ia berpikir. Sejauh mana ia berlari? Sekuat apa ia mengangkat? Seyakin apa ia memperjuangkan? Sebanyak apa ia memberi?Sebatas mana mimpi itu dikembangkan?Secantik apa romantisme yang dibangun di ruang imaji manakala segala upaya telah dikerahkan... manakala Tuhan memberikan hasil dari kerja kerasnya selama ini. Juga selaksakah jejaring yang kita pautkan untuk menangkap kesempatan? Seiringkah jalan yang ditempuh? Senadakah doa yang dipanjatkan?

Baiklah. Tim itu sekarang sudah siap merasuk dalam nyawa pertempuran. Ia memahami  betul jalan yang akan dilewatinya. Blue print hapal dan tuntas ditelaah. Saat itu...tak ada pilihan. Tak ada strategi yang minim resiko. Maju. Bakar kapalnya!

Kala itu pasir berbisik padaku,
“Jangan nistakan langkah yang telah engkau mulai
Berjalanlah dengan apa yang melekat padamu
Jika zaman memeretelimu sampai nyaris tak melekat apa pun pada tubuhmu...
Jangan hilangkan keyakinan,
Bahwa Tuhan akan menuntunmu ke jalan pulang
Ke sebuah jawaban atas doa-doa
Ke sebuah takdir yang kau rintis lewat tapak-tapak kaki...
Bertahun silam
Kala pasir lain di kakimu mengingatkan,
Untuk  juga terus bergerak
Jangan berhenti...
kecuali mati.
Dan orang-orang baik yang disayangi Tuhan akan selalu menemani
Walau dalam doa yang kau sebut kala tertidur pulas.(vb@190413)

Tuesday, April 16, 2013

Tradisi Philantropy

Kemarin, 15 April hari yang super sibuk. Sebenarnya kesibukan itu sudah dimulai sejak beberapa hari lalu. Ada apakah? Hehe... Jingga kedatangan tamu. Mereka berkunjung dan melakukan bakti sosial di SMP Terbuka Jingga Lifeschool. Kedatangan rombongan siswa SMP Islam Al Ikhlas yang berlokasi di Cipete ini membawa suasana baru di Jingga.

Sebenarnya ini kali kedua mereka berkunjung. Tahun kemarin kunjungan hanya perwakilan OSIS saja. Acara lebih sederhana. Hanya saling sapa dalam sambutan, pertunjukan dari kakak-kakak Jingga dan pemberian kenang-kenangan. Kemarin, kegiatan mereka lebih padat dan bermakna. Selain jumlahnya yang lebih banyak dari tahun lalu, yaitu 120 siswa, pembedanya jelas terlihat dari antusiasme siswa ketika menikmati wawancara dan pengamatan tentang proses belajar di Jingga.

Apa yang istimewa di Jingga? Banyak, dong. Senin dan Selasa kakak-kakak di Jingga belajar Lifeskill. Sebuah materi yang menjadi daya tarik luar biasa ;) Kegiatan ini yang juga menjadi bahan pengamatan kawan-kawan Al Ikhlas.

Ini dia photo-photonya. Bagi kawan yang berminat mengunjungi Jingga, kontak kami di sini (diklik ya).

Kawan dari SMP Al ikhlas. Suasana belajaar baru ya ^^
Wow...tamunya banyak.
Menyimak penjelasan tentang hidroponik.
Belajar membuat bros dan sulaman.
Bagian ini, penjelasan tentang produksi sabun.
Antusias bertanya jawab denagan PKPU.
Al Ikhlas dikawani PKPU. Pos demi pos mereka datangi dengan antusiasme. Mereka menyebutnya sebagai studio.

Memang banyak perbedaan dalam duakelompok siswa ini. Baik dari segi tingkatan kesejahteraan maupun latar belakang sosial. Konon ada Nakula Sadewa di sini. Saya tak memperhatikan.Tapi sempat terpikir juga untuk cari tahu. Lumayan, bisa poto bareng artis :p Tapi, kakak-kakak di Jingga tidak kalah hebat kok. Walau belum sempat nongol di TV, mereka semua istimewa. Termasuk yang membaca blog ini. Ehemmm...

Yang menyenangkan dari teman-teman Al Ikhlas, mereka tidak terlihat terpakasa mendatangi Jingga. kenapa terpaksa? Karena begitu mereka turun dari bus, langsung disambut dengan jalan becek berlumpur. Sesuatu yang jarang mereka temui. Alhamdulillah walau sepatu penuh dengan lumpur dan begitu tiba mencari wastafel, teman-teman Al Ikhlas tetap terlihat senang

Cek link ini untuk melihat poto-poto kegiatan secara lengkap.
Background mereka berbeda jauh dengan SMP Jingga. Namun demikian rupanya mereka memiliki kesadaran sosial yang rumus tentang kualitas diri. Loyalitas mereka akan tumbuh dari waktu ke waktu. Seperti ketika mereka berbelanja di kantin Jingga, banyak di antara teman-teman Al Ikhlas yang memberikan uang kembalian untuk modal kantin. Wah... baik sekali ya ^_^. Insyaallah tradisi kedermawanan ini akan terus bertumbuh.

Ngomong-ngomong soal kedermawanan, siswa Jingga juga berlatih untuk jadi dermawan kok. Tiap hari mereka berinfaq setelah selesai aktifitas pagi: tausiyah, shalat duha, dan belajar baca Al Qur'an.

Setelah selesai belajar di Jingga, sahabat Al Ikhlas makan bersama dan melakukan sesipenutupan. Mereka memberikan sumbangan sebagai bentuk bukti bakti sosial dan sebuah plakat (untuk PKPU). Jingga pun memberikan hasil karya lifeskill seperti bros dari perca, gantungan kunci dari flanel, kue kering, pembersih lantai, dan karbol.

Itu saja untuk sementara laporan singkat yang bisa saya bagi. Lain kali, kalian datang berkunjung ya ke Jingga. Kami tunggu ;)

Sunday, April 14, 2013

Pengertian Pengukuran, Penilaian, Pengujian, Evaluasi, dan Asesmen


Pengukuran adalah kegiatan mengukur. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Misalnya mengukur panjang meja dengan satuan panjang yaitu meter, atau mengukur berat badan dengan satuan berat yaitu kilogram. Hasil pengukuran bersifat kuantitatif.
Penilaian adalah kegiatan menilai. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu berdasarkan membandingkan hasil pengukuran dengan suatu kriteria tertentu (ukuran baik buruk). Putusan itu sesuai atau tidak sesuai dengan kriteria itu.

Sedangkan kegiatan mengevaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai itu. Jadi kegiatan pengukuran, penilaian, dan evaluasi itu bersifat hierarkhis, artinya dilakukan secara berurutan:  dimulai dengan pengukuran, dilanjutkan dengan penilaian, dan diakhiri dengan mengevaluasi.

Pengukuran menurut Guilford ( 1982) adalah proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi dasar berdasarkan pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukauran dapat  menggunakan tes dan nontes.  Tes adalah seperangkat prtanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah, atau suatu pernyataan/permintaan untuk melakukan sesuatu. Nontes berisi pertanyaan atau pernyataan  yang tidak memiliki jawaban benar atau salah. Instrumen nontes bisa berbentuk  kuesioner atau inventori. Kuesioner berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan, peserta didik diminta menjawab atau memberikan pendapat terhadap pernyataan. Inventori merupakan instrumen yang berisi tentang laporan diri  yaitu keadaan peserta didik, misalnya potensi peserta didik.

Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkaan dengan penilaian. Ada istilah ujian akhir semester di perguran tinggi dan ujian akhir tahun untuk kenaikan kelas di sekolah.
Dalam bahan sosialisasi Kurikulum Berbasis Kompetensi pengertian tersebut dijelaskan sbb.: Pengukuran  adalah kegiatan yang sistematik untuk menentukan angka pada objek   atau gejala. Pengujian terdiri dari sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah. Penilaian  adalah penafsiran hasil pengukuran dan penentuan pencapaian hasil belajar Evaluasi adalah penentuan nilai suatu program dan penentuan pencapaian tujuan suatu program. (M2-28)

Penilaian kadang-kadang  juga diartikan sama dengan asesmen.  Asesmen adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai  unjuk kerja individu peserta  didik atau kelompok. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan pencapain belajar peserta didik. Penilaian menurut Griffin & Nix (1991) suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. Di sini penilaian berhubungan dengan setiap bagian dari proses pendidikan, bukan hanya keberhasilan belajar saja, tetapi mencakup semua proses mengajar dan belajar. Oleh karena itu kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian bisa berupa metode atau prosedur formal atau informal, untuk menghasilkan informasi  tentang peserta didik, yaitu tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran.
Asesmen adalah penilaian, sehingga dikenal pula asesmen alternatif dan asesmen  portofolio. Asesmen alternatif adalah pendekatan nontradisional untuk memberi penilaian kinerja atau hasil belajar peserta didik. Pengertian tradisional dalam konteks ini berarti tes kertas pensil dan lebih khusus lagi adalah tes baku yang menggunakan perangkat tes objektif. Asesmen alternatif sering diartikan dengan asesmen otentik atau asesmen kinerja yaitu penilaian terhadap proses perolehan, penerapan pegetahuan dan keterampilan melalui proses yang menunjukkan kemampuan peserta didik dalam proses maupun produk.
Sedangkan asesmen portofolio adalah penilaian yang terdiri atas kumpulan hasil karya peserta didik yang disusun secara sistematis yang menunjukkan dan membuktikan upaya belajar, hasil belajar, proses belajar dan kemajuan yang dilakukan peserta didik dalam jangka waktu tertentu. Tidak semua portofolio dapat digunakan untuk asesmen portofolio. Hal ini tergantung tujuan, di samping asesmen portofolio lebih berbentuk self assessment Ada tiga prinsip utama dalam asesmen portofolio yaitu collect, select, dan reflect. (Zainul, 2001: 47)

Posted 28 May 2011 02:05 PM by admin in Karakteristik Dan Teknik Asesmen

Artikel ini disalin dari : http://blog.tp.ac.id/pengertian-pengukuran-penilaian-pengujian-evaluasi-dan-asesmen#ixzz2QSiFDBIl

Saturday, April 13, 2013

Monsieur Lazhar Blu-ray Review Who's teaching whom?

Films about inspirational teachers bringing light, life and a love of learning to their students have been a mainstay of the art form virtually since celluloid passed in front of a lamp. Several of these films have achieved a certain degree of immortality, like Goodbye, Mr. Chips, while others, if not quite so well remembered, are certainly still very much appreciated, like Up the Down Staircase or Dead Poet's Society.

The problem with many of these films, however well done or well intentioned they are, is that they almost inevitably end up being at least slightly mawkish, with doe children staring in adoration at their mentor, and the teacher finding his or her life irrevocably changed due to the interaction with the kids. While it can't be denied that some of these elements certainly seep into the 2011 Academy Award nominee for Best Foreign Language Film, Monsieur Lazhar, it must also be stated that the film is almost resolutely unemotional, at least on the surface.

The film is also anchored by a couple of central tragedies at its core, one of which opens the film and the other of which is slowly but surely revealed as the film goes on. The first shocking incident is the suicide of an elementary school teacher, who chooses to end her life by hanging herself in the classroom. While her actual death is not seen in the film, we are party to one child, Simon (Émilien Néron), finding her swaying from the ceiling and another, Alice (Sophie Nélisse), not heeding the other teachers' importuning to vacate the school immediately, thereby catching a glimpse of the deceased teacher herself. Both of these students suffer from a certain degree of post traumatic stress disorder, a condition which certainly is appreciated by their new teacher, the titular Monsieur Lazhar (Fellag), a refugee from Algeria who has immigrated to Montreal.

http://www.blu-ray.com/movies/Monsieur-Lazhar-Blu-ray/45587/#Review

Menemukan Dunia (Sedikit Mengenai Monsieur Lazhar)

Rasa hasil dari olah jiwa. Yang hadir dalam berbagai bentuk ekspresi. Yang ada sebagian orang mendaurulangnya menjadi "sesuatu" yang dapat dinikmati bersama. Ada kumpulan kata dalam tulis (buku) juga ada bentuk lisan (lagu, kisah). Daur ulang lain adalah gabungan segalanya. Drama. Film.

Menemukan dunia bagiku menemukan jalan menuju surga. Jalan menuju surga adalah jalan yang sukar. Terasa pahit dan begitulah adanya karena surga itu manis.

Dunia penuh likaliku. Kala kita merasa dekat dengan surga, Allah SWT menguji kita dengan berbagai cobaan. Ada kalanya kita berhasil, kala lain kita gagal. Ada kalanya kita mencoba, ada kalanya kita enggan. Di jalan itu kita menemukan dunia. Di dunia kita temukan berbagai rasa.



Seperti contohnya Monsieur Lazhar. Film yang saya cantumkan di atas adalah kisah tentang sebuah dunia. Perjalanan anak manusia menikmati dunia dan mengajak orang lain merasukdan memaknai dunia. Perjalanan kehidupan dalam passion dunia pendidikan. Tulisan saya tidak ewakili apa pun. Tidak membuat Anda terharu atau merasa perlu untuk menonton. Namun bagi saya, Monsieur Lazhar tontonan wajib bagi pendidik.

Semoga segera saya dapat link menarik lainnya. Konon ada 3 judul lain, yaitu First Generation, Brooklyn Castle, dan August to June: Bringing Life to School. Sedangkan Parental Guidance yang sudah sempat saya download rupanya bukan kualitas yang bagus. Saya harus dapat Parental Guidance kualitas terbaik dengan terjemah Bahasa Indonesia agar bisa nobar dengan sahabat terbaik di Jingga Lifeschool.

Semoga dengan semakin bayak dan seringnya kita mengembangkan kemampuan sebagai pendidik, Allah bukakan jalan menuju surga-Nya. Ya, kita semua tahu, Mendidik bukan perkara mudah. terlebih dinamika dan carut marutnya dunia membuat kita harus menuntut diri sendiri mampu mendidik dengan hati dan bersikap sebagai profesional Kita harus jadi baik terlebih dahulu untuk memperbaiki atau melengkapi apa yang kurang dalam diri anak didik tercinta. Belajar bersama, berproses bersama. Who is teaching whom?Bismillah.

Monday, April 8, 2013

Masih Adakah Peduli di Hatimu

Beberapa hari ini jalan menuju Jingga terendam air. Susah sungguh mencapai sekolah. Jalan becek dan tidak ada ojek. Ya akses jalan  menuju Jingga tidak mudah untuk dilalui. Jika dikatakan sebagai jalan buntu, tidak juga. Masih ada jalan setapak yang bisa dilalui. Motor juga sangat memungkinkan melawatinya. Bahkan, dahulu kala... kontrakan samping sekolah itu membuka gerbangnya untuk memudahkan kami mencapai sekolah. Namun, entah kepedulian itu masih ada atau tidak di hati mereka... gerbang kontrakan ditutup. Kami harus melalui jalan becek yang merendam sepatu. Kontur tanah yang berasal dari tanah rawa... bisa dibayangkan jika tanah seperti itu terendam air.

Insyaallah Ketika TA 2013/2014 dimulai, Jalan menuju Jingga sudah rapi. 

Asal mula banjir menurut selidik punya selidik, ternyata penggarap lahan membuka pintu saluran kali. Mereka tak menutupnya kembali karena mungkin debit air yang masuk pun rendah. Padahal kali penuh. Mengapa debit air kecil? Karena saluran got yang lebarnya lebih dari 500 cm itu tidak lagi berfungsi. Tertutup oleh puing bangunan tetangga kavling.

Tidak ada yang mau bertanggung jawab. Semua saling tuduh. Ruang kelas kami pun terendam.
Akhirnya, terpaksa dikosongkan untuk sementara ^_^

Alhamdulillah Jingga dibangun tidak hanya secara fisik, namun juga batin. Hati-hati yang kuat, siap mencari solusi, dan menjalankan dengan bakti itulah yang berusaha memperbaikinya. Semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan keberkahan. Sebuah investasi yang beyond of the world. Hm... I Love You All, Team! Proud of You...

Friday, April 5, 2013

Resume Buku I Am Malala


Judul                     :  I am Malala 
                               Gadis Kecil Ditembus Peluru Demi Sekolah 
No. ISBN                : 9789791478564
Penulis                   : Nur Ihsan
Penerbit                 : Kata Media
Tanggal terbit        : Maret - 2013
Jumlah Halaman    : 124 + (xi) halaman
Jenis Cover            : Soft Cover
Kategori                 : Kisah Nyata (Nonfiksi)
Text                       : Bahasa Indonesia
Harga                     : Rp. 33.000,-

Kisah Malala merupakan kisah perjuangan pendidikan yang dilakukan dengan sangat berani oleh gadis kecil Pakistan. Ia memperlihatkan pada kita bahwa bagi dirinya dan anak gadis di wilayahnya, mengenyam pendidikan merupakan hak yang musti diperjuangkan. Ia dan dua temannya harus mendapatkan serangan fisik berupa tembakan. Terparah dialami Malala. Ia ditembak di kepala dan leher yang menembus bahu. Perawatan  yang dijalani oleh Malala bukan hanya fisik namun juga psikis. Sungguh ia telah menjadi target sasaran setelah tulisannya tentang hak bersekolah dan kegiatan hariannya yang diterbitkan BBC mengganggu kelompok Taliban yang berkuasa di Swat, Pakistan.

Buku ini tidak memperlihatkan pemikiran Malala secara komplit. Namun, kumpulan tulisan Malala dan beberapa dokumentasi foto juga artikel tentang dirinya cukup memberikan semangat bagi pembaca untuk membantu pelaksanaan pendidikan sebagai hak anak bangsa.

Sejatinya, buku ini juga memperlihatkan bahwa tulisan memiliki kekuatan untuk mengubah segalanya.  Keberanian mengungkapkan kebnaran akan menggalang kekuatan besar. Terlepas dari segala intrik yang melingkupi konflik di negara tercintanya, perjuangan Malala patut mendapat apresiasi dari dunia. Berbagai bentuk apresiasi dari berbagai kalangan ditunjukkan. Dari memajang foto, melakukan aksi kemanusian dalam bentuk konser, dan lain segalanya.
-----------
Harapan saya, sederhana. Semoga kita bisa merekam jejak dengan menulis. Berharap juga apa yang kita tulis bermanfaat bagi orang lain dan menginspirasi kebajikan. Aamiin. Utamanya untuk benih-benih di Jingga dan juga semua komponen yang saling mengait. Hehehe...jadi ingat sulur-sulur pohon ketimun *yuk ah nulis lagi*

Wednesday, April 3, 2013

Mengenai Nama Bunga Ketimun

Nama Bunga Ketimun terinspirasi dari Gul Malakia. Sebuah nama pena milik Malala.Seorang anak perempuan yang menjadi target sasaran Taliban karena memilih untuk tetap bersekolah sekalipun dikeluarkan larangan bagi anak perempuan di wilayahnya.

Buku yang mengharukan. Benar-benar. Buku ini juga yang menginspirasi saya untuk menulis lagi. Mengungkapkan ide dlam kata-kata. menggerakannya menjadi sebuah kerja. Mengooptimasinya pada sebuah sistem. Tentu berharap suatu saat bisa mencapai titik  yang kutuju. Aamiin
*Di Jingga bunga-bunga ketimun mulai berkembang. Warnanya yang kemuning membuat semangat. Terima kasih Bu Danis dan Pak Singgih untuk rawatannya pada kebun mini Jingga.
Bumga Ketimun

Mula-mula

sebuah rutinitas ketika kumulai ngeblog. ehm...dear friends, ini entah blog keberapa yang kubuat. di sini akan kubagi segala kisah yang kuharap kelak bisa dirangkum menjadi buku. jejak perjalanan membangun jingga bersama orang-orang hebat dan baik hatinya. krikkk krikkk krikkk... :D

harapanku  menulis blog ini selain alasan pertama dan kedua tadi,
3. semoga kebiasaan menulisku bisa 'diaktifkan lagi'
4. semoga bisamenginspirasi oranglain. bagai mana pun bentuknya yang penting positif. *aminkan dong*
5. semoga jika jadinya balik lagi blogacholick... seimbang dengan kebermanfaatan jangka panjang. *terlalu filosofis dan agak ngga jelas :D*

begitu saja dulu. bismillah...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...