Tuesday, September 30, 2014

PAUD dan Daycare Little Oren: Sebuah Mimpi

Mimpi kami adalah menyelenggarakan daycare dengan pola pendidikan PAUD. Awalnya kami nakana Little Jingga tapi sekarang menjadi Little Oren. Semoga tidak berubah lagi ya ;) hehe... Selamat membaca dan jangan lupa mendoakan kai ya...

Pendahuluan
Usia dini adalah masa yang penting, karena pengalaman yang dialami anak pada masa awal pertumbuhan dan perkembangannya akan berdampak pada kehidupannya di masa yang akan datang. Awal kehidupan anak merupakan masa yang paling tepat dalam memberikan dorongan atau upaya pengembangkan agar anak dapat berkembang secara optimal.  Oleh karena itu pada masa usia dini perlu dilakukan upaya pendidikan yang meliputi program stimulasi, bimbingan, pengasuhan, dan kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan berbagai potensi melalui lembaga pengembangan kurikulum.

Ruang lingkup kerangka pengembangan kurikulum pendidikan anak usia dini juga meliputi kegiatan Non Formal, yaitu :
a. Taman Penitipan Anak
TPA adalah salah satu bentuk PAUD ini jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan anak sejak usia 6 bulan sampai dengan usia 6 tahun.
b. Kelompok Bermain
Kelompok bermain adalah salah satu bentuk PAUD jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 2 sampai 6 tahun
c. Satuan PAUD Sejenis/SPS
Satuan PAUD Sejenis adalah salah satu bentuk PAUD jalur pendidikan non formal selainTPA dan KB.

Bermain bagi anak usia dini adalah belajar yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/ kepuasan bagi diri anak. Adapun manfaat bermain, antara lain:
• Memberikan kesempatan untuk mencoba hal baru melalui eksplorasi dan penemuan dalam belajar melalui bermain.
• Mengaplikasikan kenyataan dalam representasi simbolis
• Memberikan kesempatan untuk memecahkan masalah
• Mengembangkan rasa egosentris ke rasa sosial
• Belajar bekerjasama dengan teman sebaya atau anak lain melalui bermain kooperatif.
• Mengembangkan kreativitas

Melalui upaya ini anak akan memperoleh sejumlah pengalaman belajar secara langsung (real learning), bermakna (meaningfull) dan konstruktif. Oleh karena itu, Sekolah Alam Jingga memandang perlunya dibuat sekolah untuk anak usia dini yang selanjutnya akan kami sebut Little Jingga Preschool and Daycare.

Ide dasarnya adalah pendidikan pada anak dilakukan dengan mengajak anak dalam suasana sesungguhnya melalui belajar pada lingkungan alam sekitar yang nyata. Bentuk pengajaran ini dilakukan sebagai upaya menentang bentuk pengajaran yang cenderung intelektualisme dan verbalistik. Melalui bentuk pengajaran ini akan tumbuh keaktifan anak dalam mengamati, menyelediki serta mempelajari lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesungguhnya juga akan menarik perhatian spontan anak sehingga anak memiliki pemahaman dan kekayaan pengetahuan yang bersumber dari lingkungannya
sendiri. Bahan-bahan pengajaran yang ada pada lingkungan sekitar anak akan mudah
diingat, dilihat, dan dipraktikan sehingga kegiatan pengajaran menjadi berfungsi secara
praktis.

Dasar Filosofis
Filosofis dasar Little Jingga yang pertama adalah pandangan bahwa kegiatan pendidikan (sekolah atau kurikulum) harus dapat membantu anak mengembangkan berbagai potensi perkembangan yang dipergunakan untuk beradaptasi secara kreatif dengan lingkungan alam.

Filosofis pendidikan berikutnya adalah bahwa kegiatan pembelajaran yang berbasis pada
lingkungan alam akan membantu menumbuhkan otoaktivitas atau Autoactivity (aktivitas
yang tumbuh dari dalam diri) anak sehingga dimungkinkan terjadi proses active learning
(belajar secara aktif).

Filosofis ketiga dalam pembelajaran berbasis alam adalah pandangan bahwa lingkungan
alam akan memberikan sejumlah pengalaman belajar langsung (real learning) dan/atau
pembelajaran secara nyata (real instructions).

Filosofis keempat, konsep pembelajaran berbasis alam akan memberikan suasana atau
kesempatan pada anak untuk mengembangkan kepekaan, kepedulian atau sensitivitas
terhadap berbagai kondisi lingkungan alam.

Filosofis kelima, konsep pembelajaran berbasis alam akan membantu anak memperoleh
proses dan hasil belajar yang bermakna (meaningfull learning) serta pembelajaran yang
fungsional praktis (practical and functional intruction).

Pendekatan dalam Pembelajaran
Beberapa pendekatan yang dapat dijadikan rujukan dalam pembelajaran di Little Jingga
dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut :

1. Pendekatan Pedosentris (Paedos berarti kesanggupan atau kemampuan anak, sentries
artinya berpusat) sering dikenal dengan learner centered yakni cara memandang
kegiatan pembelajaran yang bertumpu atau bertitik tolak dari kesanggupan atau
kemampuan anak sebagai individu yang belajar. Bahan atau materi pembelajaran dapat diperoleh anak dari sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar.
2. Pendekatan Child Centered meyakini bahwa murid atau anak memiliki kemampuan
sendiri melalui berbagai aktivitas dalam mencari, menemukan, menyimpulkan serta
mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai.
3. Pendekatan Discovery (penemuan) dikenal juga dengan istilah pendekatan penemuan. Pendekatan ini mempunyai cara pandang yang memusatkan kegiatan pembelajaran pada upaya atau aktivitas anak didik untuk menemukan sendiri berbagai aspek pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai melalui berbagai pengalaman yang dirancang dan diciptakan guru.
4. Pendekatan Proses dalam pembelajaran berbasis alam mengisyaratkan bahwa kegiatan
pembelajaran lebih mengedepankan pentingnya proses belajar sebagai proses pemerolehan berbagai ragam pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan oleh anak sendiri.
5. Pendekatan Kongkrit merupakan cara pandang dalam proses pembelajaran yang lebih
mengupayakan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan proses yang kongkrit.
Melalui pendekatan ini, proses pembelajaran akan diupayakan sedemikian rupa
sehingga menjadi suatu yang kongkrit bagi anak, terutama menjadi hidup dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Pendekatan Tematik merupakan suatu cara pandang dalam menyelenggarakan
pembelajaran yang menggunakan berbagai konteks dalam kehidupan anak sehari-hari.
Konteks itu sendiri terdiri dari benda, peristiwa, keadaan atau pengalaman yang berada
dalam kehidupan sehari-hari dan mungkin dialami oleh anak pada suatu waktu.

Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran berbasis alam di Little Jingga adalah:
1. Circle Time adalah salah satu metode belajar yang dapat digunakan dengan membuat formasi setengah lingkaran dimana guru dengan anak dapat berinteraksi secara langsung.
2. Metode proyek merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang menghadapkan anak
     pada persoalan sehari-hari yang ada dan harus dipecahkan baik secara individu
     maupun berkelompok.
3. Metode penemuan terbimbing lebih menekankan pada pengalaman belajar agar anak
     dapat menghasilkan pemecahan khusus, agar anak mampu menghubungkan dan
     membangun konsep melalui interaksi dengan orang lain dan objek.
4. Metode diskusi yaitu menunjukan interaksi timbal balik antara guru dan anak, guru
     berbicara kepada anak berbicara pada guru, dan anak berbicara dengan anak yang
     lainnya.
5. Metode demonstrasi melibatkan satu orang anak untuk menunjukan kepada anak yang
     lain bagaimana bekerjanya sesuatu dan bagaimana tugas-tugas itu dilaksanakan. Guru
     menggunakan metoda demonstrasi untuk menggambarkan sesuatu yang akan
     dilakukan oleh anak.
6. Belajar kooperatif (Cooveratif learning) dapat diartikan anak-anak bekerjasama dalam
     kelompok kecil setiap anak dapat berpartisipasi dalam tugas-tgas bersama yang telah
     ditentukan dengan jelas tidak terus menerus dan diarahkan oleh guru melalui belajar
     kooperatif melibatkan anak untuk berbagi tanggung jawab
7. Metode eksploratori, metoda ini memungkinkan anak mengembangkan penyelidikan
     langsung yang berjalan dengan langkah-langkah sendiri, membuat keputusan apa yang
     telah dilakukan, bagaimana melakukannya dan kapan melakukannya melalui prakarsa
     sendiri anak meneliti orang, tempat, objek, peristiwa, sehingga anak dapat membangun
     pengetahuannya sendiri.
8. Metode problem solving (pemecahan masalah)
     Pemecahan masalah merupakan suatu metoda yang memberi kesempatan kepada anak
     untuk memecahkan masalah sederhana melalui kegiatan merencanakan, meramalkan,
     membuat keputusan, mengamati hasil tindakannya.
9. Museum Anak (Child Museum)
     Museum anak yang dimaksud di sini adalah kegiatan yang dilakukan anak melalui
     kegiatan pengumpulan benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya dan memamerkannya.

Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan, Little Jingga melakukan proses pembelajaran berbasis alam dengan memperhatikan sejumlah prinsip yang mendasarinya. Prinsip-prinsip yang dimaksud di antaranya adalah :
1. Berpusat pada perkembangan anak dan optimalisasi perkembangan
2. Membangun kemandirian anak
3. Belajar dari lingkungan alam sekitar
4. Belajar dan bermain dari lingkungan sekitar
5. Memanfaatkan sumber belajar yang mudah dan murah
6. Pembelajaran menggunakan pendekatan tematik
7. Membangun kebiasaan berpikir ilmiah sejak usia dini
8. Pembelajaran inspiratif, menarik, kreatif dan inovatif
9. Memberikan ruang bagi anak untuk belajar secara aktif (active learning).

Sekolah Alam Jingga Tingkat Menengah menggunakan Kurikulum Nasional dan kekhasan Jingga, yaitu menekankan pada 5 Konsep Dasar:
1. Akhlak & Leadership
2. Bisnis & Lifeskills
3. Seni & Kreatifitas
4. Lingkungan & Konservasi
5. Logika & Pengetahuan



Menemukan Bakat dan Minat melalui Banyak Kegiatan

iseng-iseng kopi paste isi email. semoga bermanfaat.

Tanya:
Mau tny dgn yg prnh ibu bilAng,tp sy msh blm pahAm,mohon dijelaskan detailnya ya..mengenai Menemukan bakat dengan memperbanyak aktifitas yg menggunakan potensi diri mereka secara optimal.Dari kegiatan2 itu kita bs lihat dan anak2 pun menilai kegiatan apa yg dia sukai. Lalu kita bantu dengan pemetaan.Kegiatannya studium general tapi anak2 mengembangkan kreasinya pd project.

Trus secara sy sdg mengelola PAUD n TK,sy minta saran n masukan dr bu febi.dgn aq ajukan pertanyaan:jikA bu febi sAat ini mengelolA PAUD n TK,akAn seperti apakah,dan akan dibentuk seperti apakah?Agar pAud yg ibu kelolA ini berhasil memetakan n mengembangkan bakat msg2 anak?apakAh tiap anak kitA mengjarkan berbeda2 sesuai dgn keinginan mrk atau bgmn??

Jawab:
Bismillah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bu Rohmah yang baik, pada pertanyaan pertama saya mencoba menjawab dengan menjelaskan maksud memperbanyak aktifitas. Seperti yang sudah kita dengarkan dari Abah Rama, terkadang ada anak yang mahir pada suatu keterampilan namun tidak enjoy ketika melakukannya maka keterampilan itu adalah lifeskill yang dikuasai namun bukanlah bakat atau minat dirinya.
Contoh, sebut saja anak ini bernama Farrel. Di jingga yang menggunakan pembelajaran berbasis project, dia terlihat mampu mengerjakan barang kerajinan dari barang bekas. Hasilnya bagus, rapi, dan dikerjakan dalam waktu yang cepat. Namun, Farrel tidak menikmati proses belajar tersebut. Dia lebih senang mengajarkan teman-temannya membuat barang kerajinan, membantu mereka dengan ide-ide kreatif, memotifasi kawan-kawannya untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik dari miliknya. Dari sinilah kita bisa melihat, bahwa farrel tidak berminat untuk mengembangkan kemampuannya dalam menghasilkan barang kerajinan. Farrel lebih menyukai kegiatan yang langsung bersentuhan dengan orang lain terkait jasa pelayanan, pembimbingan, dan motivasi. Farell lebih berbakat menjadi guru, motivator, atau pun manager.

Di kelas lain, ada anak bernama Anin. Dia senang membuat percobaan pupuk cair untuk tanaman. Dia senang ketika tanaman yang menggunakan pupuknya tumbuh subur, ia merawatnya, dan akhirnya merencanakan penjualan hasil panen tanaman organiknya secara online. Jelas di sini terlihat bakat dan minat Anin.

Baik Farrel maupun Anin melakukan banyak aktifitas untuk mempertajam penilaian kita akan bakat dna minat anak. Anin membuat barang kerajinan dari barang bekas dan Farrel pun ikut membuat percobaan pembuatan pupuk cair. Namun, Anin tak mengembangkan dirinya dalam hal seni dan kreatifitas sementara Farrel mengembangkan namun pada aspek hubungan sosial. Keduanya terlibat dlaam proses yang sama, namun dalam pengamatan kita dapat menemukan tanda ke arah mana bakat keduanya akan berkembang.

Lantas, mengapa harus banyak aktifitas? Mengapa tak kita tajamkan saja di bagian yang menonjol? Sebagai guru, kita sebaiknya memberikan kesempatan anak untuk berkembang secara optimal. Banyak aktifitas yang sepertinya tidak disenangi anak tapi ada sisi-sisi yang dapat dikembangkan seperti kondisi yang Farrel hadapi. Alasan kedua, ada keterampilan dasar yang harus dimiliki anak seperti kemampuan bersosialisai, matematika dasar, kemampuan berkomunikasi, pengetahuan keislaman dan pemahaman aqidah juga pelaksanaan ibadah yang sesuai sunnah. Sekali pun mereka tidak enjoy, kegiatan ini harus diikuti semua siswa dan tugas gurulah untuk membantu anak menginternalisasi nilai dan berlatih untuk menguasai keterampilan-keterampilan dasar tersebut.
Apa saja jenis kegiatannya? Di Jingga untuk level Sekolah Menengah menggunakan Project Based Learning (PBL). Dengan menggunakan metode ini, siswa akan mengalami banyak hal dan mengikuti banyak kegiatan. Topik Sentral diubah menjadi Subject dengan fokus pada 5 hal yaitu: Akhlak dan Leadership, Logika dan Pengetahuan, Seni dan Kreatifitas, Bisnis dan Lifeskill, Lingkungan dan Konservasi.

Soal PAUD dan TK

Benar sekali Bu. Kami di Jingga merencanakan akan membuat PAUD dan TK. inshaAllah namanya adalah Little Oren. Hampir sama dengan ide di atas, anak-anak kita libatkan pada berbagai aktifitas namun disesuaikan dengan level perkembangan usianya. Tak muluk-muluk yang ditargetkan. Berharap kegiatan yang beragam ini menjadi bekal pemilihan dan pemetaan bakat anak. Caranya hanya dengan menggunakan metode bermain, tak lebih. Posisi pengelola adalah sahabat keluarga. Sehingga hubungan yang dijalin bisa selaras. Komunikasikan kondisi anak dan dengar harapan orang tua terhadapnya. Selenggarakan seminar-seminar kecil bersama orang tua agar jalannya pendidikan bisa terwujud dalam visi dan misi yang harmoni.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...