Tuesday, October 29, 2013

Kunjungan dari RA Jingga

Hari ini di Jingga cukup ramai. Adik-adik dari RA Jingga berkunjung, mahasiswa UMJ mengobservasi, Kakak SD 5 meninjau museum, SD 2 dan SD 3 belajar tentang hewan, SD1 belajar kasti dengan peralatan sederhana

Selamat datang adik-adik RA Jingga... Wah, semangat sekali ya!
Wah...sepanjang mata memandang... tempat bermain semua ya!

Jalan di titian... Menyenangkan!
Halang rintang di bawah steger :p
Setelah bermain outbound low impact, cuci kaki dan tangan dulu ya...
Nah, tangan sudah bersih kan? Kita mulai makan snack. Ayo...berbagi ^_^

Sunday, October 27, 2013

Jingga Outbound - Low Impact Session

Low Impact Outbound
Alhamdulillah, siswa Jingga mengikuti Low Impact Outbound yang diselenggarakan secara sederhana di halaman sekolah. Instalasi Outbound tidak perlu mahal, tapi yang terpenting adalah memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mencapai hasil maksimal. Setelah menikmati video Outbound siswa di Jingga, teman-teman dapat membaca pengertian Outbound dalam artikel ringkas di bawah ini.

Outbound training adalah bentuk pembelajaran perilaku kepemimpinan dan manajemen di alam terbuka dengan pendekatan yang unik dan sederhana tetapi efektif karena pelatihan ini tidak sarat dengan teori-teori melainkan langsung diterapkan pada elemen-elemen yang mendasar yang bersifat sehari-hari, seperti saling percaya, saling memperhatikan serta sikap proaktif dan komunikatif. Alam Indonesia yang kaya menyediakan sumber belajar yang tidak akan pernah habis digali. Dimensi alam sebagai obyek pendidikan bisa menjadi laboratorium sesungguhnya dan tempat bermain yang mengasyikan dengan berbagai metodenya.

Outbound merupakan salah satu metode pembelajaran modern yang memanfaatkan keunggulan alam. Para peserta yang mengikuti outbound tidak hanya dihadapkan pada tantangan intelegensia, tetapi juga fisik dan mental. Dan ini akan terus terlatih menjadi sebuah pengalaman yang membekali dirinya dalam menghadapi tantangan yang lebih nyata dalam persaingan di kehidupan sosial masyarakat.

Kegiatan outbound sendiri bertujuan menumbuhkan dan menciptakan suasana saling mendorong, mendukung serta memotivasi dalam sebuah kelompok. Selain mengembangkan kemampuan apresiasi atau kreativitas dan penghargaan terhadap perbedaan dalam sebuah kelompok juga memberikan kontribusi memupuk jiwa kepemimpinan, kemandirian, keberanian, percaya diri, tanggung jawab dan empati yang merupakan nilai dasar yang harus dimiliki setiap orang. Yang diterjemahkan melalui experiential learning yang akan memberikan pengalaman langsung kepada peserta pelatihan dengan simulasi permainan. Peserta langsung merasakan sukses dan gagal dalam pelaksanaan tugas.

Sisi menarik dari metode pembelajaran outbound adalah permainan sebagai bentuk penyampaiannya. Dalam permainan skill, individu tidak hanya ditantang berpikir cerdas namun juga memiliki kepekaan sosial. Dalam outbound peserta akan lebih banyak dituntut mengembangkan kemampuan ESQ (emotional and spiritual quotient) nya, disamping IQ (intellegent quotient). Metode outbound training memungkinkan peserta dalam aktivitasnya melakukan sentuhan-sentuhan fisik dengan latar alam yang terbuka sehingga diharapkan melahirkan kemampuan dan watak serta visi kepemimpinan yang mengandung nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, toleransi, kepekaan yang mendalam, kecerdasan serta rasa kebersamaan dalam membangun hubungan antar manusia yang serasi dan dinamis.
sumber: http://sekolahalamjogja.wordpress.com/promo/


Belajar Jarak Jauh dengan Skype

Ada ide menarik yang coba saya kembangkan di tengah kesibukan mengembangkan beberapa model kegiatan lain. Yes, Woman Behind The Tank :p
Sebagai pengguna Skype, saya melihat peluang yang cukup baik dalam mengembangkan pendidikan jarak jauh bagi anak-anak yang menolak datang ke sekolah (School Refusal)  atau berhalangan tetap. Bukan hal baru memang, karena layanan ini sudah digunakan oleh masyarakat di Luar Negeri untuk meningkatkan pengalaman belajar mereka. Seperti halnya yang dilakukan oleh Mr. Solarz' di kelasnya. Hal ini juga sudah diterapkan secara sederhana oleh Komunitas Belajar di Qaryah Thayyibah, Salatiga.

Menggunakan Internet untuk berkomunikasi dengan dunia luar.
Sumber: http://hardivizon.com/2008/09/20/ramadhan-di-q-tha/
Sebenarnya tidak usah "ngeri" untuk menggunakan "layanan chating" untuk beljar. Pemegang kendalipenuh adalah guru. Juga ada misi yang kita tanamkan hingga kegiatan mengasyikan itu tetap bermkna dalam membangun pengalaman belajarnya. Lihatlah bagaimana murid di kaki gunung seperti Qaryah Thayibah bisa lebih "menginternasional" dan visioner tinimbang anak-anak di SMP reguler kisaran tengah kota dan agak ke pinggir sedikit.

Yuk, kita intip https://education.skype.com/ sebagai link yang biasa digunakan untuk model pembelajaran yang satu ini. Tertarik? Yuk, kita kembangkan bersama ;)

Pembelajaran Jarak Jauh sebagai Solusi School Refusal

Menolak mengikuti pembelajaran di sekolah rupanya menjadi sebuah gejala yang memprihatinkan. Beberapa hari lalu di sebuah meeting point, saya mendapat informasi bahwa School Refusal dilakukan oleh beberapa siswa kelas 5 dari wilayah tinggal yang sama. Kecurigaan saya muncul dengan beberapa kesamaan identitas ini. Berbagai pertanyaan hadir berkenaan tentang penyebab School Refusal ini.

Terpenting adalah, apakah sekolah kini menjadi tempat yang menimbulkan trauma sebegitu dalam pada diri anak? Apakah yang terjadi setelah ia benar-benar menolak bersekolah? Dapatkah orang tua memberikan solusi konkrit agar anak-anak ini dapat tetap memperoleh pendidikan yang dapat digunakannya dalam kehidupan?

Saya pikir, pihak sekolah dan orang tua harus sama-sama menyelesaikannya. Mungkin dengan memberikan penawaran dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh, masalah ini bisa tertangani.
Saya mencoba mengembangkan model pendidikan yang mirip-mirip Home Schooling. Tentu dengan jadwal School and Home Visit yang disepakati sebagai bentuk kwtwerlibatan anak dengan lingkungan juga timbal balik dengan pihak pendidik (jika tidak terkendala jarak).
  1. Assessment kondisi anak dengan psikolog yang kami rekomendasikan.
  2. Membincangkan hasil assessment dan ajuan program pembelajaran bagi Ananda
  3. Melakukan MoU (Memorandum of Understanding)
  4. Menjalankan program pembelajaran
  5. Evaluasi program
  6. Membincangkan Rencana Tindak Lanjut
  7. Menjalankan Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Hide and Seek is Like Treasure Hunt. Very exiting time to blow up spirit to learn.
Jadi, apa salahnya kita mencoba model belajar seperti ini. Alhamdulillah saya berhasil menyembuhkan School Phobia yang terjadi pada dua buah hati. Mudah saja, buat sekolah yang sesuai dengan kriteria "menyenangkan" dalam benak sederhana kanak-kanak. Keduanya saat ini sangat menikmati proses belajar di Sekolah Alam Jingga. Bagaimana dengan Anda?

catatan: yuk, kita buat pembelajaran jarak jauh menggunakan Skype. Klik di sini untuk info lebih lanjut.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...