وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
“Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” [QS. Qaaf : 16].
Berkali-kali saya merasakan ayat ini bicara. Meminta saya untuk menggenggam keyakinan bahwa Allah SWT memberikan pertolongan. Tapi tentu tak sekonyong-konyong. Allah senang melihat kita berusaha, menghiba, terombang-ambing dalam ketidak pastian hingga kembali menyadari bahwa hanya Allah sajalah yang berkuasa dan tak boleh bergantung pada manusia. Ikhtiar dan tawakal. Dalam ikhtiar itu pasti ada lelah. Dalam tawakal tentu ada saatnya goyah. Namun, manakala kita kembali berdiri kemabli berpegang...maka Allah SWT akan menunjukkan hasil usaha kita. Allah dan orang-orang beriman akan menunjukkannya.
Di Jingga kami mengembangkan banyak program. Program yang seolah hanya berada di istana awan dan hanya berada di tataran ideal. Tapi, sungguh mimpi dan kerja keras kami yang disertai keyakinan akan pertolongan Allah hadir menjawab semua gundah dan letih. Seperti program EduTrip ini. Utamanya perjalanan ke Bangkok. Kami memulainya dari gambaran ideal yang dibumikan. Kami memberanikan diri untuk mempresentasikannya, merapikan, membuka jalur komunikasi...kepada semua pihak yang sama sekali tak pernah berhubungan di dunia nyata.
Tunggu cerita selanjutnya ya.
Portfolio sederhana dari pemikiran yang terserak, langkah dan cita-cita, celoteh ngalor ngidul, juga kumpulan gambar. Ingin berbuat dan merekam lebih banyak, namun sementara ini dulu. Semoga bermanfaat.
Tuesday, October 6, 2015
Sunday, October 4, 2015
Mengapa harus ilahiah, alamiah, dan ilmiah?
Parenting Nabawiyah Sesi #3
Ilahiah, alamiah, dan
ilmiah merupakan standar kita dalam melakukan perawatan keluarga dan
masyarakat. Sebagai keluarga muslim yang berusaha istiqamah memberikan hanya
yang terbaik dengan standar tersebut tentunya diawali dengan pemahaman yang benar
mengenai konsep sehat dan sakit dalam Islam (telah kita bahas dalam parentingnabawiyah sesi #1). Itulah yang kita sebut dengan Ilahiah. Menempatkan pemahaman
diri dan keluarga bahwa segala sesuatu yang Allah tetapkan adalah yang terbaik.
Allah selalu menyertakan obat untuk semua sakit (parenting nabawiyah sesi #2). Nah, bingkai pengobatan yang
ilahiah itu tetap harus diikuti dengan alamiah dan ilmiah karena setara dengan
halal dan thayib.
Menyajikan obat dan
makanan yang alami sudah menjadi gerakan yang mendunia. Banyak kisah yang
dibagikan dan gerakan yang dilakukan masyarakat dunia terkait menanam sayur,
buah, dan herba di halaman rumah. Bagi kita mungkin gerakan ini ketinggalan
zaman tapi untuk masyarakat eropa kembali ke konsep alami (back to nature)
diawali dengan kajian ilmiah. Diawali dari ditemukan banyaknya kasus yang
menyebabkan komplikasi bahkan kematian pada konsumsi obatan dan vaksin kimia
sintetik, gerakan ini mulai berkembang. Bertujuan untuk menyelamatkan generasi
selanjutnya dan memperbaiki kualitas kehidupan.
Namun demikian, natural
atau alamiah pun harus tetap ilmiah. Terbukti teruji dan terjaga higienitasnya.
Sekali lagi, tak sedikit pula antitesis tentang penggunaan obat-obatan alami
ini. Ya, kita tak boleh berhenti belajar untuk menjadi dokter dan perawat bagi
keluarga. Satu dokter untuk satu rumah.
Allah SWT telah menyebutkan
tanaman, mineral, peristiwa alam sebagai sarana pengobatan. Rasulullah pun sudah
mencontohkan menggunakan pengobatan ini yang sering kita sebut dengan herba
(bisa dilihat di materi parenting nabawiyah sesi #4). Bahkan dari banyak
riwayat, Ia pun menganjurkan berbekam. Ya, bekam yang praktiknya sudah dikenal sejak
kerajaan Sumeria berdiri, sekitar 4000 tahun SM, pun menjadi satu solusi sunnah
(ilahiah) dengan tanpa intervensi kimia sintetik dan mengutamakan kesembuhan
dari perbaikan kerja organ (alamiah) dan ilmiah (teruji secara klinis tingkat
keberhasilannya). Manakala jalan inilah yang kita pilih, InshaAllah ikhtiar
kita ini akan berbalas keridhaan Allah dan pertolongan-Nya yang tak berbatas.
Inilah jalan kami, jalan para Nabi.
Subscribe to:
Posts (Atom)