Saturday, July 4, 2015

Para Pencari Tuhan #Part 1

Dapatkah manusia menemukan Rabbnya hanya dengan memaksimalkan panca indera, hati, dan pikiran?

Suatu hari kawan saya dari Brazil bertanya, apakah semua manusia di dunia ini akan menemukan kebenaran akan adanya Allah? Apakah jika ia tinggal di sebuah tempat terpencil yang jauh dari peradaban manusia juga tetap menerima pengajaran Tuhan?
Kebetulan saat itu dan sampai sekarang ia adalah seorang nasrani yang rutin memberikan pengajaran di gereja tiap pekannya. Sebenarnya sebelum menjawab pertanyaannya yang begitu mendalam, ada keraguan akan kapasitas diri. Tapi, teringat Rasulullah yang menyatakan bahwa kita harus menyatakan kebenaran walau melalui satu ayat. Jadilah saya menjawab chat tersebut dengan pengetahuan yang sederhana dan tentu saja memakai bantuan Ms. Google agar mempercepat menemukan referensi ayat yang saya butuhkan.

Sumber: www.handsofintegration.com1600 × 1067Search by image

Kembali lagi ke pertanyaan Dem (teman saya yang penginjil itu). Saya menjawabnya tentang proses keimanan yang tumbuh dalam diri Nabi Ibrahim saw melalui pengamatan fenomena alam. Ia yang cerdas, berhati bersih, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan yang kesemuanya itu menihilkan ketakutannya terhadap ancaman yang akan memorakporandakn bukan hanya dirinya tapi juga tatanan masyarakat yang telah ajeg dalam kejahiliahan sejak nenek moyangnya.

Saya cerita, bagaimana Nabi Ibrahim mengira bulan, matahari adalah tuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa ada kekuatan di balik itu semua, yang menciptakan bulan dan matahari dan seterusnya dan seterusnya. Ini contoh yang sangat jelas buat Dem. Saat itu Nabi Ibrahim tak pernah dicerahkan oleh kitab mana pun. Tak pernah mendengar pembelajaran tauhid dari siapa pun. Dia maksimalkan potensi dirinya untuk menemukan Allah. Bertemukah ia dengan Zat Yang Menciptakan Semesta itu? Ya! Secara fisik ia tak sanggup menemui Allah, namun jiwanya kokoh membenarkan bahwa Allah adalah Sang Pencipta melalui pencarian panjang dan pembuktian yang dapat diterima jiwanya dan akalnya yang bersih. Baca kisahnya di sini

Saya ajak Dem membuka Quran. Ya, Dem punya Al Quran dan dia senang membaca artinya juga memahami maknanya. Semoga Allah memberikan kesempatan Dem dan keluarganya untuk mencicipi indahnya hidayah.

Yuk tadaburi Al Quran Surat Al  A’raf ayat 179 ini:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...