Sebenarnya saya tidak begitu suka bertanam. kata orang, tangan saya panas. apa yang saya tanambiasanya tidak akan tumbuh subur atau malah mati. itulah mengapa orang bilang, manusia seperti saya ber"tangan panas".
sebagian lainnya bilang, "ah...itu kan tahayul".
akhirnya saya percaya pernyataan kedua karena begitu bergaul dengan keseharian Sekolah Alam Jingga, rasa sayang saya terhadap tanaman tumbuh dengan sendirinya. saya suka memendam biji-biji di polybag yang sudah diisi tanah.
saya suka menunggu biji-biji itu bertumbuh menjadi kecambah. saya akan penasaran melihat kecambah itu bertambah daunnya dan mendeskripsikan jati dirinya. wowww...semua kecambah berbentuk nyaris sama. seperti halnya semua janin.
saya akan begitu excited ketika daunnya bertambah, tingginya bertambah, mengeluarkan bunga, bunganya berubah menjadi buah. buahnya lama kelamaan menjadi besar dan siap untuk dipanen.
kalau yang satu ini baby kangkung. pertmubuhannya lebih cepat tinimbang tanaman yang sama yang ditanam beberapa pekan sebelumnya. kenapa? menurut saya, hal ini terjadi karena yang menanamnya adalah anak-anak. mereka melakukannya dengan hati riang. kebahagiaan itu yang tertangkap oleh sang baby. ia pun tumbuh optimal ;) memang, apa pun yang dilakukan dengan hati akan memberikan manfaat yang luar biasa besar.
Kangkung-kangkung di polybag usia 5 hari |
Baby kangkung ditanam dengan kegembiraan. |
Baby kangkung menjadi semakin subur setelah dipindahkan ke tanah. Masyaallah... |
so...teman-teman di Jingga, keep movin please. selama kita mengembangkan program, mengembangkan diri, siap berjuang dengan kesegala kekurangan yang ada dalam diri kita...selama jalan yang kita tempuh itu secara sederhana adalah mengejawantahkan "apa maunya Allah", pasti diberikan kemudahan.
itu saja dulu ;) makin ke sini makin susah mendeskrpsikan perasaan. kita rupanya tak terlatih untuk mmendeskripsikan rasa syukur. "maafkan ya Allah... hamba masih belajar. di sini langkah kaki dan tangan yang bekerja hari demi hari adalah tangan dan kaki manusia yang bodoh. maklumilah kami. maafkan. kami mencintaiMu dengan cara yang terbatas namun cintaMu amat luas. terimalah rasa cinta ini dan de."kap kami dalam cinta Engkau yang meneduhkan gelisah dan membakar asa."
No comments:
Post a Comment