Mimpi kami adalah menyelenggarakan daycare dengan pola pendidikan PAUD. Awalnya kami nakana Little Jingga tapi sekarang menjadi Little Oren. Semoga tidak berubah lagi ya ;) hehe... Selamat membaca dan jangan lupa mendoakan kai ya...
Pendahuluan
Usia dini adalah masa yang penting, karena pengalaman yang dialami
anak pada masa awal pertumbuhan dan perkembangannya akan berdampak pada
kehidupannya di masa yang akan datang. Awal kehidupan anak merupakan masa yang
paling tepat dalam memberikan dorongan atau upaya pengembangkan agar anak dapat
berkembang secara optimal. Oleh karena
itu pada masa usia dini perlu dilakukan upaya pendidikan yang meliputi program
stimulasi, bimbingan, pengasuhan, dan kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan
berbagai potensi melalui lembaga pengembangan kurikulum.
Ruang lingkup kerangka pengembangan kurikulum pendidikan anak usia
dini juga meliputi kegiatan Non Formal, yaitu :
a. Taman Penitipan Anak
TPA
adalah salah satu bentuk PAUD ini jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan
program pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan anak sejak usia 6
bulan sampai dengan usia 6 tahun.
b. Kelompok Bermain
Kelompok
bermain adalah salah satu bentuk PAUD jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
program pendidikan bagi anak usia 2 sampai 6 tahun
c. Satuan PAUD Sejenis/SPS
Satuan
PAUD Sejenis adalah salah satu bentuk PAUD jalur pendidikan non formal selainTPA
dan KB.
Bermain bagi anak usia dini adalah belajar yang dilakukan berulang-ulang
dan menimbulkan kesenangan/ kepuasan bagi diri anak. Adapun manfaat bermain,
antara lain:
• Memberikan kesempatan untuk mencoba hal baru melalui eksplorasi
dan penemuan dalam belajar melalui bermain.
• Mengaplikasikan kenyataan dalam representasi simbolis
• Memberikan kesempatan untuk memecahkan masalah
• Mengembangkan rasa egosentris ke rasa sosial
• Belajar bekerjasama dengan teman sebaya atau anak lain melalui
bermain kooperatif.
• Mengembangkan kreativitas
Melalui upaya ini anak akan memperoleh sejumlah pengalaman belajar
secara langsung (real learning), bermakna (meaningfull) dan konstruktif. Oleh
karena itu, Sekolah Alam Jingga memandang perlunya dibuat sekolah untuk anak
usia dini yang selanjutnya akan kami sebut Little Jingga Preschool and Daycare.
Ide dasarnya adalah pendidikan pada anak dilakukan dengan mengajak
anak dalam suasana sesungguhnya melalui belajar pada lingkungan alam sekitar
yang nyata. Bentuk pengajaran ini dilakukan sebagai upaya menentang bentuk
pengajaran yang cenderung intelektualisme dan verbalistik. Melalui bentuk
pengajaran ini akan tumbuh keaktifan anak dalam mengamati, menyelediki serta
mempelajari lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesungguhnya juga akan menarik
perhatian spontan anak sehingga anak memiliki pemahaman dan kekayaan
pengetahuan yang bersumber dari lingkungannya
sendiri. Bahan-bahan pengajaran yang ada pada lingkungan sekitar
anak akan mudah
diingat, dilihat, dan dipraktikan sehingga kegiatan pengajaran
menjadi berfungsi secara
praktis.
Dasar Filosofis
Filosofis dasar Little
Jingga yang pertama adalah pandangan bahwa kegiatan pendidikan (sekolah atau
kurikulum) harus dapat membantu anak mengembangkan berbagai potensi
perkembangan yang dipergunakan untuk beradaptasi secara kreatif dengan
lingkungan alam.
Filosofis pendidikan berikutnya adalah bahwa kegiatan pembelajaran
yang berbasis pada
lingkungan alam akan membantu menumbuhkan otoaktivitas
atau Autoactivity (aktivitas
yang tumbuh dari dalam diri) anak sehingga dimungkinkan terjadi
proses active learning
(belajar secara aktif).
Filosofis ketiga dalam pembelajaran berbasis alam adalah pandangan
bahwa lingkungan
alam akan memberikan sejumlah pengalaman belajar langsung
(real learning) dan/atau
pembelajaran secara nyata (real instructions).
Filosofis keempat, konsep pembelajaran berbasis alam akan memberikan
suasana atau
kesempatan pada anak untuk mengembangkan kepekaan, kepedulian atau
sensitivitas
terhadap berbagai kondisi lingkungan alam.
Filosofis kelima, konsep pembelajaran berbasis alam akan membantu
anak memperoleh
proses dan hasil belajar yang bermakna (meaningfull learning) serta
pembelajaran yang
fungsional praktis (practical and functional intruction).
Pendekatan dalam Pembelajaran
Beberapa pendekatan yang dapat dijadikan rujukan dalam pembelajaran
di Little Jingga
dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut :
1. Pendekatan Pedosentris
(Paedos berarti kesanggupan atau kemampuan anak, sentries
artinya berpusat) sering dikenal dengan learner centered yakni cara
memandang
kegiatan pembelajaran yang bertumpu atau bertitik tolak dari
kesanggupan atau
kemampuan anak sebagai individu yang belajar. Bahan atau materi pembelajaran
dapat diperoleh anak dari sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar.
2. Pendekatan Child Centered meyakini
bahwa murid atau anak memiliki kemampuan
sendiri melalui berbagai aktivitas dalam mencari, menemukan,
menyimpulkan serta
mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, keterampilan dan
nilai-nilai.
3. Pendekatan Discovery
(penemuan) dikenal juga dengan istilah pendekatan penemuan. Pendekatan ini
mempunyai cara pandang yang memusatkan kegiatan pembelajaran pada upaya atau aktivitas
anak didik untuk menemukan sendiri berbagai aspek pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai melalui berbagai pengalaman yang
dirancang dan diciptakan guru.
4. Pendekatan Proses dalam pembelajaran berbasis alam
mengisyaratkan bahwa kegiatan
pembelajaran lebih mengedepankan pentingnya proses belajar sebagai
proses pemerolehan berbagai ragam pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan
oleh anak sendiri.
5. Pendekatan Kongkrit merupakan cara pandang dalam proses
pembelajaran yang lebih
mengupayakan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan proses yang
kongkrit.
Melalui pendekatan ini, proses pembelajaran akan diupayakan
sedemikian rupa
sehingga menjadi suatu yang kongkrit bagi anak, terutama menjadi
hidup dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Pendekatan Tematik merupakan suatu cara pandang dalam
menyelenggarakan
pembelajaran yang menggunakan berbagai konteks dalam kehidupan anak
sehari-hari.
Konteks itu sendiri terdiri dari benda, peristiwa, keadaan atau
pengalaman yang berada
dalam kehidupan sehari-hari dan mungkin dialami oleh anak pada
suatu waktu.
Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran berbasis alam di Little
Jingga adalah:
1. Circle Time adalah salah
satu metode belajar yang dapat digunakan dengan membuat formasi setengah
lingkaran dimana guru dengan anak dapat berinteraksi secara langsung.
2. Metode proyek merupakan
salah satu bentuk pembelajaran yang menghadapkan anak
pada persoalan
sehari-hari yang ada dan harus dipecahkan baik secara individu
maupun berkelompok.
3. Metode penemuan terbimbing
lebih menekankan pada pengalaman belajar agar anak
dapat menghasilkan
pemecahan khusus, agar anak mampu menghubungkan dan
membangun konsep melalui
interaksi dengan orang lain dan objek.
4. Metode diskusi yaitu
menunjukan interaksi timbal balik antara guru dan anak, guru
berbicara kepada anak berbicara
pada guru, dan anak berbicara dengan anak yang
lainnya.
5. Metode demonstrasi
melibatkan satu orang anak untuk menunjukan kepada anak yang
lain bagaimana bekerjanya
sesuatu dan bagaimana tugas-tugas itu dilaksanakan. Guru
menggunakan metoda demonstrasi
untuk menggambarkan sesuatu yang akan
dilakukan oleh anak.
6. Belajar kooperatif
(Cooveratif learning) dapat diartikan anak-anak bekerjasama dalam
kelompok kecil setiap
anak dapat berpartisipasi dalam tugas-tgas bersama yang telah
ditentukan dengan jelas
tidak terus menerus dan diarahkan oleh guru melalui belajar
kooperatif melibatkan
anak untuk berbagi tanggung jawab
7. Metode eksploratori,
metoda ini memungkinkan anak mengembangkan penyelidikan
langsung yang berjalan
dengan langkah-langkah sendiri, membuat keputusan apa yang
telah dilakukan,
bagaimana melakukannya dan kapan melakukannya melalui prakarsa
sendiri anak meneliti
orang, tempat, objek, peristiwa, sehingga anak dapat membangun
pengetahuannya sendiri.
8. Metode problem solving (pemecahan
masalah)
Pemecahan masalah
merupakan suatu metoda yang memberi kesempatan kepada anak
untuk memecahkan masalah
sederhana melalui kegiatan merencanakan, meramalkan,
membuat keputusan,
mengamati hasil tindakannya.
9. Museum Anak (Child Museum)
Museum anak yang dimaksud
di sini adalah kegiatan yang dilakukan anak melalui
kegiatan pengumpulan
benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya dan memamerkannya.
Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan, Little Jingga melakukan
proses pembelajaran berbasis alam dengan memperhatikan sejumlah prinsip yang mendasarinya.
Prinsip-prinsip yang dimaksud di antaranya adalah :
1. Berpusat pada perkembangan anak dan optimalisasi perkembangan
2. Membangun kemandirian anak
3. Belajar dari lingkungan alam sekitar
4. Belajar dan bermain dari lingkungan sekitar
5. Memanfaatkan sumber belajar yang mudah dan murah
6. Pembelajaran menggunakan pendekatan tematik
7. Membangun kebiasaan berpikir ilmiah sejak usia dini
8. Pembelajaran inspiratif, menarik, kreatif dan inovatif
9. Memberikan ruang bagi anak untuk belajar secara aktif (active
learning).
Sekolah
Alam Jingga Tingkat Menengah menggunakan Kurikulum Nasional dan kekhasan
Jingga, yaitu menekankan pada 5 Konsep Dasar:
1. Akhlak & Leadership
2. Bisnis & Lifeskills
3. Seni & Kreatifitas
4. Lingkungan & Konservasi
5. Logika & Pengetahuan
No comments:
Post a Comment