iseng-iseng kopi paste isi email. semoga bermanfaat.
Tanya:
Mau tny dgn yg prnh ibu bilAng,tp sy msh blm pahAm,mohon dijelaskan detailnya ya..mengenai Menemukan bakat dengan memperbanyak aktifitas yg menggunakan potensi diri mereka secara optimal.Dari kegiatan2 itu kita bs lihat dan anak2 pun menilai kegiatan apa yg dia sukai. Lalu kita bantu dengan pemetaan.Kegiatannya studium general tapi anak2 mengembangkan kreasinya pd project.
Trus secara sy sdg mengelola PAUD n TK,sy minta saran n masukan dr bu febi.dgn aq ajukan pertanyaan:jikA bu febi sAat ini mengelolA PAUD n TK,akAn seperti apakah,dan akan dibentuk seperti apakah?Agar pAud yg ibu kelolA ini berhasil memetakan n mengembangkan bakat msg2 anak?apakAh tiap anak kitA mengjarkan berbeda2 sesuai dgn keinginan mrk atau bgmn??
Jawab:
Bismillah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bu Rohmah yang baik, pada pertanyaan pertama saya mencoba menjawab dengan menjelaskan maksud memperbanyak aktifitas. Seperti yang sudah kita dengarkan dari Abah Rama, terkadang ada anak yang mahir pada suatu keterampilan namun tidak enjoy ketika melakukannya maka keterampilan itu adalah lifeskill yang dikuasai namun bukanlah bakat atau minat dirinya.
Contoh, sebut saja anak ini bernama Farrel. Di jingga yang menggunakan pembelajaran berbasis project, dia terlihat mampu mengerjakan barang kerajinan dari barang bekas. Hasilnya bagus, rapi, dan dikerjakan dalam waktu yang cepat. Namun, Farrel tidak menikmati proses belajar tersebut. Dia lebih senang mengajarkan teman-temannya membuat barang kerajinan, membantu mereka dengan ide-ide kreatif, memotifasi kawan-kawannya untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik dari miliknya. Dari sinilah kita bisa melihat, bahwa farrel tidak berminat untuk mengembangkan kemampuannya dalam menghasilkan barang kerajinan. Farrel lebih menyukai kegiatan yang langsung bersentuhan dengan orang lain terkait jasa pelayanan, pembimbingan, dan motivasi. Farell lebih berbakat menjadi guru, motivator, atau pun manager.
Di kelas lain, ada anak bernama Anin. Dia senang membuat percobaan pupuk cair untuk tanaman. Dia senang ketika tanaman yang menggunakan pupuknya tumbuh subur, ia merawatnya, dan akhirnya merencanakan penjualan hasil panen tanaman organiknya secara online. Jelas di sini terlihat bakat dan minat Anin.
Baik Farrel maupun Anin melakukan banyak aktifitas untuk mempertajam penilaian kita akan bakat dna minat anak. Anin membuat barang kerajinan dari barang bekas dan Farrel pun ikut membuat percobaan pembuatan pupuk cair. Namun, Anin tak mengembangkan dirinya dalam hal seni dan kreatifitas sementara Farrel mengembangkan namun pada aspek hubungan sosial. Keduanya terlibat dlaam proses yang sama, namun dalam pengamatan kita dapat menemukan tanda ke arah mana bakat keduanya akan berkembang.
Lantas, mengapa harus banyak aktifitas? Mengapa tak kita tajamkan saja di bagian yang menonjol? Sebagai guru, kita sebaiknya memberikan kesempatan anak untuk berkembang secara optimal. Banyak aktifitas yang sepertinya tidak disenangi anak tapi ada sisi-sisi yang dapat dikembangkan seperti kondisi yang Farrel hadapi. Alasan kedua, ada keterampilan dasar yang harus dimiliki anak seperti kemampuan bersosialisai, matematika dasar, kemampuan berkomunikasi, pengetahuan keislaman dan pemahaman aqidah juga pelaksanaan ibadah yang sesuai sunnah. Sekali pun mereka tidak enjoy, kegiatan ini harus diikuti semua siswa dan tugas gurulah untuk membantu anak menginternalisasi nilai dan berlatih untuk menguasai keterampilan-keterampilan dasar tersebut.
Apa saja jenis kegiatannya? Di Jingga untuk level Sekolah Menengah menggunakan Project Based Learning (PBL). Dengan menggunakan metode ini, siswa akan mengalami banyak hal dan mengikuti banyak kegiatan. Topik Sentral diubah menjadi Subject dengan fokus pada 5 hal yaitu: Akhlak dan Leadership, Logika dan Pengetahuan, Seni dan Kreatifitas, Bisnis dan Lifeskill, Lingkungan dan Konservasi.
Soal PAUD dan TK
Benar sekali Bu. Kami di Jingga merencanakan akan membuat PAUD dan TK. inshaAllah namanya adalah Little Oren. Hampir sama dengan ide di atas, anak-anak kita libatkan pada berbagai aktifitas namun disesuaikan dengan level perkembangan usianya. Tak muluk-muluk yang ditargetkan. Berharap kegiatan yang beragam ini menjadi bekal pemilihan dan pemetaan bakat anak. Caranya hanya dengan menggunakan metode bermain, tak lebih. Posisi pengelola adalah sahabat keluarga. Sehingga hubungan yang dijalin bisa selaras. Komunikasikan kondisi anak dan dengar harapan orang tua terhadapnya. Selenggarakan seminar-seminar kecil bersama orang tua agar jalannya pendidikan bisa terwujud dalam visi dan misi yang harmoni.
No comments:
Post a Comment