Sunday, March 1, 2015

Yuk Menulis tentang Jingga

Ada banyak rasa yang hadir menyeruak ruang kalbuku kala berkecimpung  di dunia persekolahan. Masa terlama adalah di Jingga. Wajar jika rasa yang kurasai di sini begitu mendalam. Terlebih bicara soal keterlibatan, waktu yang saya gunakan untuk menjelmakan idealisme tentang pendidikan banyak saya pakai di sini.

Jalan yang dilalui kala hujan mereda.
Mungkin sudah berkali-kali saya menceritakan pada training-training guru bagaimana Jingga ini bermula. Dari mulai bertetangga hanya dengan kebun-kebun pisang, banjir sebetis kala musim penghujan datang, penolakan komunitas dan masyarakat sekitar dengan konsep yang kami selenggarakan, hingga kendala perijinan. Cerita yang kubagi bukan hal-hal indah tapi justru langkah perjuangan yang akan berulang. Mungkin nanti secara fisik Jingga akan terlihat lebih baik (kadar baik bagi setiap orang berbeda-beda inilah yang kita sebut dengan subjektif), tapi sunnatullah akan terjadi kala misi masih tetap sama. Ujiannya pasti akan mirip-mirip.

Apakah tak ada hal indah yang bisa diperoleh di Jingga? Sangat banyak! Utamanya ketika bercengkrama dengan anak-anak. Saya akan minta bantuan para guru hebat untuk mengkompilasi cerita atau kisah yang mencerahkan itu. Rekaman kisah yang bukan dongeng ini sebenarnya merupakan rekaman jejak sejarah dalam diri anak.

Mungkin ia akan lupa bagaimana rekaman itu terjadi, namun insight penuh makna yang dihadirkan dari tulisan itu kelak akan menjadi tapak bagi pembentukan karakternya yang juga akan berekses pada pencuptaan takdirnya. Intinya inshaAllah happy ending.

Anak Spesial kami mengajarkan banyak hal, menorehkan banyak kisah,
dan membentuk kisah menjadi semangat penggugah.
Cabai rawit ini bagian dari panen di Jingga.
Sedikit tapi bermakna karena bahagia itu sederhana.
Potret kupu-kupu yang menjadikan Jingga sebagai tempat berkembang biaknya.
Bukankah ini satu moment berharga untuk diabadikan juga dalam sebuah cerita?
Kebun kangkung dari bukan apa-apa menjadi lahan penuh berkah bagi sesama.
Membuat tuang dari lidi untuk lomba memanjat para ulat.
Siapa yang paling bahagia menyaksikan ini? 
Green Lab Jingga menyumbang pelestarian lingkungan dan suplay oksigen.
Kenikmatan mana lagi yang engkau dustakan?
Tema pembelajaran selalu menyisakan memori indah untuk dikenang. 
Sadarkah anak-anak bahwa saat itu mereka sedang belajar?
Ketika pena-pena telah diangkat dari kertas, apakah yang masih tersisa? Kisah! Ya, kisah itu akan kami hadirkan bagi para orang tua, para pendidik, dan komunitas juga masyarakat. Kisah-kisah yang akan menggegas kita bukan hanya untuk berpikir, tapi juga untuk berbuat.

Sekolah Alam Jingga Life School Promosi Sekolah dan Kampanye Save Mangrove
di Car Free Day, Kota Bekasi (1/3/15)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...