Sumber: https://www.facebook.com/SAJinggaBekasiUtara |
Digested, processed, personalised. Itulah 3 kata kunci sebuah lembaga pendidikan sebaiknya. Instalasi pengetahuan menuju takwa idealnya meliputi Penggalian, Pemrosesan, dan Pembentukan Pribadi.
Penggalian. Benar dan salah memang doktrin. Namun, untuk mengetahui itu semua siswa diharapkan menggali informasi secara mendalam dan detil hingga mereka mendapatkan manuskrip Al Haq sebagai bagian dari perjalanannya sebagai pembelajar.
Pemrosesan. Ada kalanya doktrin berbenturan dengan logika manusia yang berkembang seiring kemajuan zaman. Siswa sebaiknya masuk dalam sebuah tahap transformasi secara normal, bukan hanya normatif. Mereka melibatkan diri dalam area penerimaan informasi yang dikemudian hari akan menjadi prinsip hidup. Tentu saja tahapan ini tak mudah. Bukankanh menjadi "berbeda" adalah hal yang tak nyaman bagi kebanyakan orang? Terlebih pada fase remaja, manakala ia butuh eksistensi dan pengakuan dari kelompok sebaya (peer group) juga lingkungan.
Pembentukan Pribadi. Seperti yang dikatakan Abdullah Ibn Mas'ud yang dikutip oleh ceramah yang saya sebut di atas, bahwa "Real knowledge is what reflects in your action". Butuh waktu yang tak sebentar untuk membiasakan hal-hal baik dalam diri manusia. paling cepat 3 bulan dan sebagian lain membutuhkan waktu 1 tahun. Kebiasaan baik bermula dari pengetahuan yang bertransformasi menjadi prinsip hidup. Inilah raport yang tak bisa direkayasa. Raport hidup dari sebuah lembaga pendidikan terlihat dalam kepribadian anak didik.
Jadi, apakah 3 proses itu sudah dijalankan oleh kebanyakan lembaga pendidikan di negara yang kita cintai ini? kalau belum, kita mulai yuk untuk menerapkannya. Bersama-sama menjadi lebih mudah.
Jika Anda adalah orang tua, maka yang harus diingat bahwa tanggung jawab pendidikan terbesar berada di tangan Anda bukan di pundak lembaga pendidikan. Namun, memilih lembaga pendidikan yang tepat adalah hal yang penting untuk dilakukan.
Jika Anda adalah pendidik, maka yang harus diingat adalah target pendidikan bukan menjadikan anak "pandai" namun berakhlak. Tahapan ini pun tak bisa dibilang mudah. maka, bekerjasamalah dengan orang tua untuk memantau dan membimbing mereka.
Proses mendidik dilupakan oleh lembaga pendidikan yg ada hari ini..semua anak disamaratakan, menerima pelajaran yang seabreg banyaknya..dijelali PR yg banyak stiap harinya..sehingga kebanyakan mereka tidak menikmati belajar, nggak suka belajar..saya berusaha belajar jadi orangtua yg baik buat anak saya kelak..dan memang butuh perubahan pada sistem pendidikan yg tak mampu menciptakan pribadi baik anak2 kita
ReplyDeleteIya mba eva seperti itulah kenyataannya. semoga bisa menemukan lembaga pendidikan yang bisa bersinergi dengan idealisme yang kita miliki ya. Aamiin
Deletesangat setuju, sebagai orang tua yg baru belajar, saya berusaha keras anak-anak mendapat pelajaran dasar dari kami keduaorang tuanya, mulai dari membaca, berhitung, mengaji dan harus hafal surat alfateha dari kami...
ReplyDeleteiya mak... semoga semua orang tua selalu memacu diri untuk belajar agar rekam jejak dalam diri anak lebih banyak bicara tentang peran kita sebagai orang tuanya.
Delete