Bismillah. Entah mengapa, pada tulisan kali ini aku tak ingin melakukan "pengeditan" sama sekali. Kuingin menulis tanpa mengkoreksi apa yang sudah tertulis. Karena sebenarnya apa yang kutulis adalah usahaku untuk menerjemahkan perasaan yang kini berkecamuk. Rasanya 1001. Penuh warna dan penuh rasa. Bahagia, duka, harap, takut... khawatir. Sudah 1001 belum? :/
Air mata ini sudah menggantung. Sepertinya tak sanggup air mataku membiarkan kalimat-kalimat yang bergejolak di batin ini untuk bersuara. Katanya, "simpan saja semua cerita itu untukmu. Usah kau jadikan konsumsi publik." Lagi lagi ia yang tak kuasa tertahan memberat di kelopak mata. setetes akhirnya jatuh. Basah.
Tapi aku ingin sekali kalimat-kalimat yang menggema ini berwujud aksara. Aku ingin ada rekaman kisah yang kelak bisa kuingat lagi atau mungkin bisa menyemangati atau juga membawa inspirasi...
sepertinya aku harus mulai menulis lagi. Sebuah buku seperti dulu. Sebuah maha karya yang semoga bisa bermanfaat. Seperti Mata Air...menyegarkan dan menghapus dahaga.
Suatu saat entah kapan, aku akan membuat outline. Oops sisi hatiku yang lain mengerang. Katanya, "bukan suatu saat. secepatnya. tulis dan tulis!
Bismillah. Ya. Segera.
No comments:
Post a Comment