Wednesday, December 2, 2020

Anggrek dan Harapan

Untuk saya di masa datang,”Bagaimana kabar anggrek yang dirawat selama in?” Awal tahun 2020 saya dibelikan anggrek oleh suami. Masyaallah antara kaget dan senang jadi satu. Setahu saya anggrek lumayan mahal dan sedikit rewel. Hari itu tiga anggrek datang saat maghrib. Yang membelikan belum lagi sampai rumah. Dua dendrobium Sonia dan satu anggrek bulan putih. Beberapa hari saya rawat anggrek ini baik-baik saja. Naiklah sang anggrek ke status WhatsApp. Mashaallah banyak yang suka. Dua dari tiga anggrek berpindah kepemilikan. Alhamdulillah suami tersayang tidak mempermasalahkan. Uang yang didapat buat beli anggrek jenis lain dan saya jual lagi. Tidak berlangsung lama jual anggrek, saya berhenti. Ingin merasakan nikmatnya merawat anggrek. Ada rasa sedih setelah menjual anggrek yang sudah sempat dirawat. Ada rasa khawatir ketika anggrek yang kita rawat diadopsi oleh orang lain. Subhanallah ujian juga. Hehehe.

Kesukaan saya pada anggrek tidak sampai berlebihan, tapi Alhamdulillah cukup konsisten untuk saya yang kadar konsistennya rendah sekali. Ini tanda-tanda cinta sepertinya. Kecintaan ini yang  membuat saya berani mengajukan agar sekolah alam jingga yang sekarang menjadi Saga Lifeschool membuat sebuah kebun kecil khusus anggrek. Masyaallah permintaan saya disetujui. Bukan karena saya terlihat berhasil merawat anggrek, tapi karena sudah banyak yang jatuh cinta pada anggrek di Saga Lifeschool. Semakin asik ngobrolin anggrek dangan teman-teman di sini.

Untuk diketahui, anggrek adalah jenis tanaman hias yang lambat pertumbuhannya. Jadi ketika kita beli anggrek yang sudah berbunga, ketahuilah, usia mereka hingga bisa berbunga itu di atas dua tahun. Rata-rata yang plantnya kelihatan kokoh dan sudah pengalaman berbunga adalah di usia tiga sampai empat tahun. Oleh karena itu saya menghargai setiap tunas yang muncul, setiap daun yang tumbuh, setiap bunga yang mekar.

Apakah anggrek rewel? Kalau disebut rewel sebenarnya tidak. Memastikan anggrek ditempatkan di lokasi yang tidak terlalu terik dan mendapatkan cukup sirkulasi udara, disiram dua kali sehari, dipupuk dua kali sepekan, maka pertumbuhannya akan optimal. Apakah anggrek mati jika tidak diberikan perlakuan seperti itu? Tidak! Anggrek adalah tanaman yang kuat. Jika pun terlihat mati, masih bisa kita regrow. Potong akar yang busuk, potong batang perdua ruas, buang daun kering atau kuning lalu disiram sehari dua kali, sepekan dua kali kembali disiram pupuk, insya Allah mereka akan kembali hidup. Tunas kecil atau yang biasa disebut keiki akan mulai muncul, begitu pun akar baru. Anggrek mengajarkan kita tentang harapan. Sebuah kata yang muncul di sela badai coban. Hehe tiba-tiba merasa begitu terikat hati ini dengan proses pertumbuhan anggrek. Mungkin karena Saga Lifeschool juga menanam cita-cita seperti anggrek ini. Hasilnya tidak bisa kita nimati segera, tapi merawatnya begitu membahagiakan. Doakan ya cita-cita Saga Lifeschool memiliki kebun anggrek di Saga Creative Park untuk pembelajaran bisa terlaksana.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...