Pernahkah kita menyempatkan diri berbicara tentang apa yang kita rancang untuk masa depan? Berbicara tentang kita. Ya kita sebagai anak, sebagai pasangan, sebagai orang tua, sebagai warga masyarakat, atau pun kita sebagai seorang hamba. Kita sering kali menganggap berbicara mengenai masa depan seperti apa yang diinginkan seolah seperti membicarakan mimpi yang hanya sekadar mimpi. Padahal membagikan rencana dan langkah yang diambil untuk memenuhi perencanaan tersebut adalah hal yang baik.
Orang yang paling berani
menceritakan tentang rencana di masa depan, adalah anak-anak. Mereka tidak
takut membayangkan jadi versi terbaik dirinya. Walau tentu secara logika,
mereka tidak menjabarkannya secara detil mengenai bagaimana cara menjadikan
cita-cita masa depan itu dapat tercapai. Mereka memiliki keyakinan yang
sedihnya mulai tergerus ketika orang dewasa di sekitarnya menertawakan atau
sang anak mulai memahami realita.
Sebagai orang tua atau guru, akan
lebih baik jika kita menampung semua cerita yang menggambarkan mengenai ingin
jadi apa dewasa nanti. Ada yang ingin jadi superhero, ada yang ingin memiliki
rumah tingkat lima, ada yang ingin jadi astronot, ada yang ingin jadi presiden.
Ternyata di balik itu semua, kita bisa melihat bahwa si anak kecil mampu
menangkap nilai-nilai keren yang dimiliki sosok masa depan yang ia impikan.
Mereka kagum dengan super hero yang tidak merasa takut. Mereka ingin jadi
presiden karena melihat presiden dapat melakukan banyak perubahan di dunia.
Mereka percaya bahwa dokter bisa menghilangkan keluhan sakit dan mengembalikan
kebahagiaan pasien dengan kembali sehat. Hal ini yang harus kita pegang dan
yakinkan pada sang anak bahwa mereka bisa belajar jadi berani, menjaga
kesehatan ,merawat si sakit, melakukan perbaikan, sejak mereka masih kecil.
Menjadi “orang yang dipercaya” menjadi bekal yang paling hebat dalam
meningkatkan kepercayaan diri anak menghadapi masa depan. Apalagi jika kita
kaitkan dengan meyakini bahwa Allah selalu ada dan menjawab doa-doa kita. Allah
pasti membimbing kita mencapai cita-cita yang diinginkan. Insyaallah sang anak
akan tumbuh menjadi pribadi tangguh yang tau harus berbuat apa dan bagaimana ia
merencanakan kehidupannya.
Jika bicara mengenai masa depan
dan kita masih memandangnya abu-abu, tidak yakin, sedikit takut, maka
bercerminlah dari kanak-kanak. Keriangannya, keyakinannya, kemampuannya
melupakan sedih adalah bekal untuk menjalani kehidupan. Fitrah yang masih
dijaga Allah. Insyaallah dengan kembali membersihkan diri (tazkiyatun nafs)
kita akan kembali optimis berbicara mengenai masa depan. Berbicara mengenai apa
yang kita harapkan dan bagaimana cara kita mencapainya. Mengenai bagaimana cara
Allah membimbing dengan berbagai ujian, kita cukup yakin saja bahwa di balik
ujian Allah siapkan jalan keluar terbaik. Sebutlah ujian sebagai penanda, bahwa
apa yang diinginkan sebentar lagi tercapai. Balasan dari maksimalnya ikhtiar.
Jadi, sudah berani bicara mengenai masa depan?
PS: Yuk teman-teman fasilitator
Saga Lifeschool, kita ajak teman-teman kecil kita bicara mengenai masa depan.
Hal paling seru di semester awal SBS 1 adalah bercerita tentang masa depan, impian. Ada yg bercerita penuh semangat dengan mata yg berbinar.
ReplyDeleteMasyaallah ya Pak. Bikin kita semangat untuk mengajak mereka mewujudkan apa yang diimpikan.
Delete