Sunday, December 6, 2020

Menyoal Literasi

Literasi secara umum mengulas sekitar keterampilan membaca dan menulis. Di dalamnya terikat “minat” yang akhirnya membentuk pemikiran pada tiap insan yang tersentuh kegiatan berliterasi. Tidak heran, membaca dan menulis berkaitan erat dengan intelektual. Belakangan literasi menjadi prasyarat penguasaan yang menjadi ukuran kualitas intelektual anak didik. Di Indonesia, baru tahun ini digawangkan oleh Mas Mentri ketika negara “maju” sudah terlebih dulu merangsek pemikiran warga negaranya melalui literasi. Insyaallah Saga Lifeschool tidak akan ketinggalan, siap menemani bintang kecil di sekolah menikmati proses berliterasi.

Seperti yang sudah disampaikan, literasi sangat erat dengan pembentukan pola pikir. Rasulullah diingatkan oleh Allah SWT melalui jibril mengenai ini. Iqra! Proses membaca yang dapat dilakukan bahkan oleh seorang buta aksara adalah Iqra. Membaca semesta. Membaca kemauan Sang Pencipta atas ciptaan-Nya. Menjawab semua misteri kehidupan dengan hikmah lalu menuliskannya. Tulisan yang berubah menjadi bacaan. Tulisan yang mengajak manusia berpikir dan bertindak bijak. Tulisan yang menghadirkan tulisan lain karena menginspirasi dan membuka cakrawala baru. Membuka kemungkinan dan harapan mengenai sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin dan menjadi penemuan terbaru yang diperbaharui setiap masa. Begitu besar kekuatan literasi. Kita bisa menemukan bukti kekuatan literasi yang mengangkat derajat kemanusiaan melalui buku dan kebiasaan membaca yang bahkan menguatkan tiap budaya bangsa-bangsa di dunia.

Melalui pemikiran inilah, Saga Lifeschool berusaha untuk melakukan beberapa tahap di bawah ini untuk memulai kegiatan berliterasi yang lebih terstruktur:

1.      Membuka wacana mengenai apa itu literasi. Siswa akan mendengarkan kisah bangsa-bangsa yang bangkit menjadi pemimpin sebuah zaman melalui literasi. Bahkan para pejuang kemerdekaan negara kita menjelma sastrawan dan sastrawan menjelma pejuang untuk membangkitkan semangat merebut kemerdekaan tanpa dicurigai para penjajah.

2.      Membaca adalah langkah yang harus dijalani dalam pembelajaran literasi. Ketrampilan membaca dengan keras dapat memperlihatkan pemahaman siswa terhadap bahan bacaannya. Terlebih jika intonasi mengikuti alur kisah dan penokohan. Di proses ini sebaiknya guru mencontohkan agar siswa mudah mendapatkan model membaca yang tepat. Pilihan bacaan menjadi penting di sini. Tiap guru memilih bacaanyang tepat dan dikuasai, terpenting dicintai. Tujuannya adalah agar siswa mendapatkan ekspresi terbaik sang guru dalam menyampaikan bacaan tersebut. Tujuannya, agar siswa menyukai proses membaca, memahaminya, dan menjadikan aktfitas membaca sebagai bagian dari kesehariannya.

3.     Siapkan bahan bacaan bervariasi dari berbagai jenis sastra hingga latar budaya yang berbeda. Tujuannya adalah agar siswa mengetahui dan menikmati jenis bahan bacaan yang kemudian menginspirasinya dalam banyak hal. Sumber literasi yang bisa diakses adalah Novel, Cerpen, Puisi, Naskah Drama, Film, dan Lagu.

4.    Setelah siswa bergaul dengan beberapa sumber literasi, guru dapat  mengarahkan siswa untuk memproduksi sendiri tulisan baik itu murni hasil pemikiran mereka sendiri maupun reproduksi berupa resume, paraphrase (mengubah puisi ke bentuk prosa lain), melakukan apresiasi kinetik dan verbal terhadap karya sastra tertentu.

      Semoga literasi yang kita kembangkan membawa kebahagiaan yang menular dan optimism yang mengembang di sanubari siswa-siswa kita. Semoga apa yang diusahakan menjadi sarana bagi diri-diri kita pribadi untuk melangkah lebih jauh dan terbang lebih tinggi; menjadi pribadi yang lebih baik lagi; guru yang menginspirasi. Untuk fasilitator di Saga Lifeschhol, “Semangat!”.

11 comments:

  1. Semangat!! Literasi menjadi penting untuk seorang fasilitator dimanapun.. Krn dengannya fasil bisa menang 1 malam dari anak didiknya, sehingga akan memancing mereka tertarik & kritis, serta mulai ikut membaca sekelilingnya :)
    Sehingga dengan literasi, seorang fasilitator Bukan menjadi fasil yang 'kosong' nantinya :D

    ReplyDelete
  2. Kalo guru tanpa kemampuan literasi, wah berat sekali itu.
    Karena dalam proses transfer ilmu kemampuan literasi sangat mutlak dibutuhkan


    Belajar lagi....belajar lagi.....

    ReplyDelete
  3. Semangat !!! Jangan pernah takut untuk selalu mencari hal baru dengan mengembangkan kemampuan literasi.

    Anak-anak bisa merasakan pembelajaran dengan sangat menyenangkan jika didalam proses belajar itu fasilitator memberikan ruang literasi yang luas dan kreatif.

    ReplyDelete
  4. Semoga literasi yang kita kembangkan mampu tersampaikan. Menulis dari hati akan sampai ke hati. Semangat!

    ReplyDelete
  5. Dalam seorang guru harus sudah mempunyai literasi dalam dirinya untuk anak didiknya' terhadap apa yang mereka miliki' tanpa itu semua mereka tidak mengetahui apa yang kita sampaikan kepada nya' jadi literasi itu sangat penting' semangat!

    ReplyDelete
  6. Semangat !! Mari kita sama-sama kita kembangkan. Dan ini juga membuat saya saya jadi ingin lebih mengenal dan paham lagi agar bisa menyampaikan dengan baik ke anak didik

    ReplyDelete
  7. Dalam seorang guru harus sudah mempunyai literasi dalam dirinya untuk anak didiknya,terhadap apa yang mereka tanyakan kepada kita dan kita menyampaikannya.tanpa itu semua mereka tidak mengetahui apa yang kita sampaikan tentang literasi. Jadi saya juga akan belajar tentang pengetahuan di dalamnya, terus semangat!!

    ReplyDelete
  8. Dalam seorang guru harus sudah mempunyai literasi dalam dirinya untuk anak didiknya,terhadap apa yang mereka tanyakan kepada kita dan kita menyampaikannya.tanpa itu semua mereka tidak mengetahui apa yang kita sampaikan tentang literasi. Jadi saya juga akan belajar tentang pengetahuan di dalamnya, terus semangat!! (Nihmatuz zahra yudinda)

    ReplyDelete
  9. Kemampuan literasi seorang pendidik sangat mempengaruhi kualitas dirinya sendiri saat berhadapan dengan anak. Selain itu juga mempengaruhi kemampuan kita saat merangkai sebuah kalimat. Baik itu kemampuan menulis, atau berbicara.

    Menurut pengalaman saya Sebagai seorang pendidik, kemampuan berbicara merupakan modal yang sangat penting. Mengapa? Karena dengan memiliki kemampuan literasi yang mumpuni seorang pendidik bisa bercerita lebih banyak, lebih menarik, tentunya dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar pula.

    Yuk kita mulai dari diri kita sendiri.. banyak baca, banyak tahu, banyak bercerita 😎

    ReplyDelete
  10. Literasi di era 4.0 seperti sekarang ini merupakan hal yang sangat fundamental. Kita semua di tantang menjadi manusia-manusia yang melek literasi, sehingga dapat dengan mudah memahami arus informasi yang semakin hari semakin cepat. Fighting !!!

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...